Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hikmah

Mudik Lebaran: Menengok Lebih Jauh Tradisi Mudik dI Indonesia

Namun dalam versi lain mudik lebaran awal mulanya merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa.

20 April 2023 | 13.32 WIB

Ilustrasi mudik bersama anak dengan sepeda motor. ANTARA
Perbesar
Ilustrasi mudik bersama anak dengan sepeda motor. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak orang yang sudah tiba pulang ke kampung halaman, atau yang lebih dikenal dengan istilah mudik lebaran. Dan hingga kini, mudik menjadi tradisi di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Lalu bagaimana awal mula mudik hingga menjadi tradisi berlebaran di Indonesia?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarah Mudik

Melansir dari Jurnal berjudul Mudik Dalam Perspektif Budaya Dan Agama (Kajian Realistis Perilaku Sumber Daya Manusia), istilah mudik berasal dari kata udik, berasal dari bahasa Melayu yang artinya hulu atau ujung. Dahulu kala, masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai sering bepergian ke hilir sungai untuk melakukan beberapa urusan menggunakan perahu atau biduk. Setelah selesai urusannya, maka mereka kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

Namun dalam versi lain, mudik awal mulanya merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa. Keberadaannya jauh sebelum kerajaan Majapahit. Awalnya kegiatan ini digunakan untuk membersihkan pekuburan atau makam leluhur, dengan disertai doa bersama kepada dewa-dewa di Khayangan.

Tradisi ini bertujuan agar para perantau diberi keselamatan dalam mencari rezeki dan keluarga yang ditinggalkan tidak diselimuti masalah. Namun, sejalan masuknya pengaruh ajaran Islam ke tanah Jawa membuat tradisi ini lama-kelamaan terkikis, karena dianggap perbuatan syirik terutama bagi mereka yang menyalahgunakan dengan meminta kepada leluhur yang telah meninggal dunia.

Lalu pada tahun 1970 ketika orde baru, istilah mudik mulai dikenal karena Istilah mudik ini sudah mulai dikenal luas di era tahun 1970-an, pada masa orde baru banyak pembangunan yang dilakukan sehingga meningkatnya pusat pertumbuhan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan.

Perkembangan kota-kota besar ini yang menyebabkan banyak orang melakukan urbanisasi pindah ke kota untuk menetap dan mencari pekerjaan. 

Ketika ada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Imlek, atau Natal, banyak orang merantau ke kota-kota besar untuk pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga.

Namun bagi sebagian orang, mudik tidak hanya sebagai ajang kumpul keluarga. Ada juga yang menjadikan ebagai ajang bagi sebagian orang untuk pamer atas keberhasilan mereka di tanah perantauan.

Karena Indonesia adalah negara dengan mayoritas beragaman Islam, sehingga suasanya mudik akan lebih terasa ketika Hari Raya Idul Fitri karena umat Islam di Indonesia merayakannya. 

Sehingga dari tahun ke tahun, mudik lebaran terus menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia setiap tahun hingga akhirnya menjadi tradisi, khususnya saat Hari Raya Idul Fitri.

UGM.AC.ID | CORE.AC.UK 

Pilihan editor : Ini yang Perlu Diketahui Sebelum Mudik Lewat Tol Solo Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus