Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masuknya Islam ke Indonesia tidak lepas dari pengaruh para ulama serta sejarah perdagangan dan pelayaran antar benua. Namun, para ahli masih berbeda pendapat tentang proses penyebaran agama Islam di tanah air. Karena itu, beberapa teori tentang masuknya Islam ke Indonesia muncul, salah satunya teori Persia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, apa isi teori Persia? Serta apa saja bukti pendukung dan kelemahan teori tersebut? Berikut penjelasannya.
Pengertian Teori Persia
Mengutip buku Api Sejarah Jilid 1 karya Ahmad Mansyur Suryanegara, teori Persia adalah salah satu teori yang menjelaskan tentang asal-usul masuknya agama dan budaya Islam ke Nusantara. Isi dari teori Persia adalah agama Islam masuk di Indonesia dibawa oleh pedagang Persia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut teori Persia, Islam masuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah. Pendapat ini didasarkan pada sistem mengeja bacaan huruf Al-Qur`an, terutama di Jawa Barat yang menggunakan ejaan Persia.
Tokoh yang mencetuskan dan mendukung teori Persia adalah Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat. Mereka menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia. Hal tersebut karena ada banyak kemiripan antara budaya dan praktik Islam di Nusantara dengan tradisi Islam Persia.
Bukti Teori Persia
Menurut odul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X, ada beberapa bukti pendukung teori Persia. Berikut adalah bukti-bukti pembenaran teori Persia tentang proses masuknya Islam.
- Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Huseincucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah atau Islam Iran. Di Minangkabau bulan Muharram disebut bulan Hasan-Husein.
- Di Sumatera Tengah sebelah Barat, disebut bulan Tabut yang diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai atau ke dalam perairan lainnya. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
- Bukti pendukung teori Persia selanjutnya adalah adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran Al-Hallaj, sekalipun Al-Hallaj telah meninggal tahun 310 H/922 M.
- Penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab
- Kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan
- Bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.
- Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik.
Kelemahan Teori Persia
Meski teori teori Persia sempat dianggap paling benar oleh sebagian sejarawan karena memiliki banyak bukti pendukung mengenai penyebaran Islam di Indonesia. Namun, setelah diteliti lebih dalam, teori ini ternyata juga memiliki kelemahan.
Pertama, jika dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih berada di bawah Khalifah Umayyah yang berpusat di Damaskus, Baghdad, Mekah, dan Madinah, sehingga kecil kemungkinan bagi ulama Persia untuk mendukung penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
Kedua, teori ini dianggap lemah karena tidak semua pengguna sistem baca Persia adalah penganut Syiah. Pada masa itu, Baghdad sebagai ibu kota Kekhalifahan Bani Abbasiyah didominasi oleh khalifah yang bermazhab Ahlussunnah wal Jama'ah. Selain itu, mayoritas umat Muslim di Jawa Barat mengikuti mazhab Syafi'i dan berpegang pada Ahlussunnah wal Jama'ah, bukan Syiah.
Pilihan Editor: Mengenal Nouman Ali Khan, Pendakwah asal Amerika