Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAFEZ Abu Shaban, kepala unit luka bakar di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, terheran-heran melihat pasien luka bakar korban keganasan tentara zionis Israel. ”Lukanya sangat dalam. Bukan luka bakar seperti yang biasa saya lihat,” katanya. Menurut Shaban, pasien itu mengalami luka bakar tingkat tiga yang sulit ditangani.
Abu Shaban baru kali itu menangani pasien luka bakar akibat terkena partikel bom fosfor putih—dikenal sebagai WP (white phosphorus) atau Willie Pete—yang dipakai pasukan Israel untuk menggempur Gaza pekan lalu. ”Lukanya aneh,” dia menambahkan.
Luka yang ditimbulkan oleh partikel fosfor putih memang mengerikan. Lapisan kulit akan terkelupas cukup dalam dan rasanya sangat perih. Jika parah, daging terlihat gosong dan tulang ikut terbakar. Sejak bom fosfor putih digunakan oleh tentara Israel di Gaza pada 9 Januari lalu, sudah tiga orang tewas dan 60 lebih warga Palestina menjadi korban akibat bom ini.
Dalam perang, penggunaan bom jenis ini mengundang kontroversi. Meski dibuat dari bahan kimia, bom fosfor putih tidak dikategorikan sebagai senjata kimia. Sebab, penggunaan sesungguhnya adalah sebagai kamuflase dalam pergerakan pasukan atau penanda target serangan. Namun, dalam perang di Gaza, Israel diduga menggunakannya sebagai senjata pemusnah. Inilah yang dilarang. Perserikatan Bangsa-Bangsa tengah menyelidiki kejahatan perang ini.
Fosfor putih dipampatkan dalam selongsong yang ditembakkan dengan menggunakan pelontar 105-155 milimeter. Proyektil yang digunakan bisanya diberi kode M110/M110A1. Selain dimanfaatkan sebagai tirai asap, fosfor putih dapat mengganggu optik inframerah ataupun senjata pelacak, misalnya misil antitank.
Selain partikel itu membakar segala benda yang terpapar, asap putih yang dihasilkan juga tergolong berbahaya bila terhirup. Paru-paru akan rusak dan tenggorokan terasa terbakar. Seberapa lama asap tersebut akan berada di udara bergantung pada kondisi cuaca. Pada umumnya asap dari fosfor putih lama menghilang.
Amerika Serikat pernah menggunakan bom fosfor putih saat menginvasi Irak pada 2004. Israel juga menghujani Hizbullah dengan bom ini di Libanon Selatan dalam perang tiga tahun lalu. Toh, meski ini bukan senjata kimia, derita yang dialami korban sangat mengerikan.
Fosfor (phosphorus) diambil dari bahasa Yunani: ”phosphoros”, yang artinya bercahaya. Fosfor juga merupakan nama lama dari planet Venus saat muncul sebelum matahari terbit. Zat ini ditemukan pada 1669 oleh seorang ahli kimia asal Jerman, Hennig Brand.
Saat ini terdapat tiga jenis fosfor utama: putih, merah, dan hitam. Fosfor putih memiliki dua tipe: alfa dan beta. Kendati memiliki tiga warna, dalam kondisi murni zat ini tak berwarna atau transparan. Zat ini tak dapat larut dalam air, tapi terurai dalam karbon disulfida.
Di alam bebas, fosfor tidak terbentuk dengan sendirinya, tapi harus dibuat. Bahan utamanya adalah batu fosfat. Baunya sangat menyengat dan mirip bawang putih. Jika terkena kulit, rasanya sangat perih. Agar kulit tidak melepuh, badan harus segera dicuci dengan air dingin atau ditutupi kain basah, lalu dibilas dengan cairan sodium bikarbonat.
Sifat fosfor putih cepat bereaksi jika terekspos ke udara dan siap berubah menjadi fosfor pentoksid. Zat ini mudah terbakar pada temperatur 10-15 derajat Celsius di atas suhu normal. Pada kondisi gelap, fosfor akan benderang, dan inilah yang digunakan militer sebagai petunjuk menentukan target atau sasaran tembak. Reaksi kimia ini baru akan habis ketika fosfor terbakar sempurna atau tidak ada oksigen.
Saat meledak, bom fosfor putih akan membentuk awan putih yang menyebar kurang-lebih seluas lapangan bola atau sama dengan kerusakan yang ditimbulkan bom curah. Benda apa pun yang terkena partikel fosfor putih akan terbakar.
Selain di militer, ini yang menarik, fosfor putih ternyata digunakan dalam barang konsumsi sehari-hari, seperti minuman bersoda dan pasta gigi. Secara luas, fosfor putih dipakai dalam industri untuk membuat asam fosfat atau bahan kimia lain buat dijadikan pupuk, bahan pengawet makanan, dan zat pembersih. Dalam jumlah kecil, zat ini juga digunakan dalam pestisida dan kembang api.
Asam fosfat jenuh, mengandung 70-75 persen P2O5, merupakan bahan penting di bidang pertanian. Penggunaan pupuk yang cukup tinggi membuat produksi fosfat terus meningkat. Fosfat juga dipakai dalam pembuatan kaca khusus, seperti yang digunakan dalam lampu sodium.
Efek yang ditimbulkan akibat menghirup asap fosfor putih dalam jangka pendek adalah batuk-batuk dan iritasi pada tenggorokan serta paru-paru. Sedangkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kondisi yang disebut phossy jaw, yaitu patahnya tulang rahang.
Mengkonsumsi atau meminum fosfor putih dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan kerusakan hati atau jantung, gagal ginjal, muntah-muntah, kejang perut, lemas, dan kematian. Namun belum ada penelitian yang menyebutkan fosfor putih ini dapat mengakibatkan impotensi atau infertil. Juga belum ada studi yang membuktikan fosfor putih dapat mengakibatkan kanker.
Firman Atmakusuma (berbagai sumber)
Bencana untuk Lingkungan
- Fosfor putih dapat mencemari lingkungan ketika digunakan oleh industri atau militer.
- Sering ditemukan di dasar sungai atau danau dekat industri yang memakai atau memproduksinya.
- Di udara, fosfor putih bereaksi cepat dengan oksigen. Dalam hitungan menit, zat tersebut sudah tidak berbahaya.
- Di air, fosfor putih bereaksi dengan oksigen dalam hitungan jam atau hari.
- Di dalam air dengan kadar oksigen rendah, fosfor putih berubah menjadi racun berbahaya yang disebut phosphine.
- Fosfor putih dapat menempel di tubuh ikan.
- Di dalam tanah, fosfor putih dapat berubah menjadi bahan tak berbahaya.
- Di dalam tanah dengan kadar oksigen rendah, fosfor putih tak akan berubah untuk jangka waktu panjang.
Fosfor putih
Bahan pembakar. Terdiri atas empat pilihan dengan jarak 200 hingga 7.200 meter
Irisan-irisan besi yang diisi dengan asap WP (White Phosporus)
Pemicu ledakan penyebab peluru pecah
- Ditembakkan dari pelontar darat kaliber 155 milimeter
- Kecepatan 101 meter per detik
- Saat detonator meledak, fosfor putih terbakar ketika terekspos ke udara
- Sebaran partikel fosfor putih 125-250 meter persegi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo