KALANGAN wartawan kini punya saingan berat. Chris Csikszentmihalyi dari Massachusetts Institute of Technology dua pekan lalu meluncurkan robot yang mampu menjadi wartawan andal di kancah peperangan. Konsepnya meniru model Mars Pathfinder, robot yang menjelajah dan memotret beberapa bagian dari Planet Mars.
Namanya robot, tentu tak bakal mati bila tertembak, apalagi gentar menghadapi desingan peluru dan dentuman bom. Ia bisa meliput hingga ke lini depan peperangan. Ia memang dirancang agar bisa bergerak lincah.
Alhasil, redaktur foto media yang mengirimnya akan senang lantaran si robot bisa menghasilkan gambar eksklusif. Bersamaan itu, redaktur berita juga akan memperoleh hasil liputan yang lengkap dan "basah". Soalnya, si robot bisa merekam suara di sekitarnya, seperti desingan peluru, caci-maki terhadap lawan, pekikan perintah komandan, dan rintihan serdadu yang terkena peluru lawan.
Itu semua lantaran si robot dilengkapi kamera canggih dan alat perekam mutakhir. Tapi, itu semua tentu menunjukkan pula bahwa si robot cuma sarana. Toh, yang menentukan tetaplah the man behind the gun.
Darmawan Sepriyossa, Hendriko L. Wiremmer, Wens Manggut
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini