Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Islam mencapai masa keemasannya pada 622–1258 Masehi. Selama masa itu, banyak ilmuwan muslim yang senantiasa memberikan sumbangsih pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah ilmuwan muslim terkenal berasal dari Arab, Persia, hingga Turki. Mereka kerap menarik pengaruh dari tokoh-tokoh seperti Aristoteles, Plotinus, Euclid, Archimedes, Ptolemy, dan lain sebagainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ilmuwan muslim membuat buku-buku yang tak terhitung jumlahnya tentang kedokteran, fisika, geometri, filsafat, astronomi, dan masih banyak lagi. Hasil penelitian mereka turut berperan penting dalam perkembangan sains dunia. Kumpulan karya ilmuwan muslim tersebut kemudian menjadi bagian krusial dari sejarah ilmu pengetahuan sekaligus landasan bagi sains modern saat ini.
Tokoh Ilmuwan Muslim Dunia
Mengutip dari famousscientists.org, setidaknya ada 15 tokoh ilmuwan muslim yang kini kian dikenang namanya berkat penemuan mereka. Simak daftar tokoh ilmuwan muslim terkenal berikut beserta bidang yang digeluti.
1. Abu Nasir Al-Farabi (872–950)
Dikenal juga sebagai Alfarabius atau Abunasir, ilmuwan dan filsuf Arab ini dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka di Abad Pertengahan. Abu Nasr Al-Farabi tepatnya berasal dari kota kuno Otrar, Kazakhstan. Karya-karya Al-Farabi berada di bidang ilmu yang cukup luas, mulai dari logika, matematika, ilmu alam, teologi, politik dan kenegaraan, hingga musik.
2. Al-Battani (858–929)
Al-Battani kental dengan ilmu astronomi dan matematika. Ia adalah pencetus dari hitungan tahun matahari (365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik). Ilmuwan yang biasa disebut Albatenius ini juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri.
3. Ibnu Sina (980–1037)
Nama Ibnu Sina alias Avicenna tentu tidak asing di kalangan para pegiat kesehatan. Ilmuwan asal Persia (saat ini Iran) tersebut sangat produktif membuat karya di bidang filosofi dan pengobatan. Bahkan, bagi sebagian orang, Ibnu Sina dijuluki “Bapak Kedokteran Modern”. Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Kedokteran atau Qanun fi Thib.
Ibnu Sina.
4. Ibnu Batutah (1304–1369)
Ibnu Batutah ialah cendekiawan Maroko yang pernah menjelajah banyak pelosok dunia, Afrika hingga China. Ahli geografi yang dijuluki “Shams ad-Din” ini menghasilkan karya berjudul Ar-Rihlah, riwayat petualangannya selama 29 tahun.
5. Ibnu Rusyd (1126–1198)
Ibnu Rusyd, dalam bahasa Latin kerap disebut Averroes, adalah filsuf dan pemikir asal Al-Andalus, wilayah kekuasaan muslim di Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) pada abad ke-8 sampai 15. Ia menulis dalam beberapa disiplin ilmu, termasuk akidah, fikih, linguistik, kedokteran, dan astronomi. Ibnu Rusyd juga kerap membuat ikhtisar terhadap karya-karya Aristoteles dan Plato sehingga kemudian dijuluki “Sang Penafsir” atau “The Commentator”.
6. Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (780–850)
Tokoh asal Kufah, Irak ini ahli dalam bidang matematika, astronomi, hingga geografi. Berkat karyanya tentang solusi sistematis dari persamaan linear dan kuadrat, Ibnu Musa Al-Khwarizmi lantas diberi titel “Bapak Aljabar”. Buku besar lainnya juga termasuk Kitab Surat al-Ard tentang rekonstruksi planetarium.
7. Umar Khayyam (1048–1131)
Umar Khayyam ialah seorang polimatik, matematikawan, astronom, filsuf, sekaligus penyair asal Persia. Sebagai matematikawan, Umar Khayyam paling terkenal dengan penemuan solusi persamaan kubik dan pemahaman aksioma paralel. Sementara di bidang astronomi, ilmuwan tersebut merancang kalender Jalali, kalender matahari dengan siklus interkalasi 33 tahun.
8. Tsabit bin Qurrah (826–901)
Tsabit bin Qurrah dikenal juga sebagai Thebit dalam bahasa Latin. Ia adalah astronom dan matematikawan Arab yang lahir di Harran, Turki. Salah satu karya Tsabit bin Qurrah yang terkenal adalah “On the Sector-Figure” yang berhubungan dengan teorema Menelaus.
9. Abu Bakar Ar-Razi (865–925)
Abu Bakar ar-Razi alias Rhazes ialah pakar sains Iran sekaligus orang pertama yang memberi penjelasan tentang penyakit cacar. Lewat buku Al-Judari wal-Hasbah, ia menjabarkan perbedaan antara cacar dan campak. Selain itu, Abu Bakar ar-Razi juga memiliki kontribusi terkait alergi dan demam, farmasi, hingga etika kedokteran.
10. Jabir bin Hayyan (722–804)
Jabir bin Hayyan, seorang polimatik (polymath) terkemuka asal Irak. Ia ahli di bidang astronomi, teknologi kebumian, filsafat, hingga kedokteran. Namun, kontribusi terbesarnya ada pada ranah kimia dengan karya Kitab Al-Kimya (The Book of the Composition of Alchemy) dan temuan hukum perbandingan tetap.
11. Ibnu Ishaq Al-Kindi (801–873)
Ibnu Ishaq Al-Kindi dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir di kalangan Islam. Ia berbahasa Arab juga Yunani. Karya-karyanya mencakup bidang metafisika, farmakologi, psikologi, hingga meteorologi. Di bidang astronomi, Al-Kindi juga menulis Kitab al-Manazhir al-Falakiyyah dan belasan buku lain.
12. Ibnu Al-Haitsam (965–1040)
Ibnu Al-Haitsam lebih dikenal dengan nama Alhazen. Ia adalah ilmuwan di bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibnu Al-Haitsam terkenal berkat Kitab Optik dan Keraguan tentang Ptolemeus.
13. Ibnu Zuhri (1091–1161)
Dikenal juga sebagai Avenzoar, Ibnu Zuhri ialah seorang dokter sekaligus penyair asal Sevilla, Al-Andalus. Karyanya yang paling terkenal yakni Al-Taisir Fil-Mudawat Wal-Tadbeer (Buku Penyederhanaan Mengenai Terapi dan Diet).
14. Ibnu Khaldun (1332–1406)
Ibnu Khaldun adalah sejarawan muslim asal Tunisia. Karyanya yang paling terkenal yaitu Muqaddimah, buku yang membahas gambaran awal sejarah universal manusia (salah satu filosofi sejarah non-agama paling awal). Selain itu, Ibnu Khaldun juga dijuluki “Bapak Sosiologi Islam” dan “Bapak Ekonomi Islam”.
Ibnu Khaldun
15. Ibnu Al-Baithar (1197–1248)
Ilmuwan muslim ini lahir di Malaga, Andalusia, Spanyol. Bidang yang ia geluti adalah ilmu tetumbuhan. Karya-karya penting milik Ibnu Al-Baithar antara lain adalah Al-Jami’ li Mufradat al-Adwiyyah wa al-Aghziyyah (Kompendium Obat-Obatan dan Makanan Bergizi) dan Al-Mughni fi al-Adwiyyah al-Mufradah (Kompendium Obat-Obatan yang Berguna).
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM
Pilihan Editor: Adakah Peran Petir pada Ledakan di Kilang Pertamina Dumai?