Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit listrik thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya untuk memutar turbin. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap (PLTU), menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin.
Mengutip dari laman Badan Tenaga Nuklir Nasional, putaran turbin inilah yang diubah menjadi energi listrik. Sebuah PLTN biasanya menggunakan uranium karena reaksi pembelahan intinya dapat menghasilkan energi panas yang sangat besar.
Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mega Watt listrik (MWe) sampai 2000 MWe. Melansir dari laman World Nuclear Association, berikut 5 negara penghasil listrik tenaga nuklir terbesar di dunia:
1. Amerika Serikat
AS memiliki 92 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 94,7 Giga Watt listrik (GWe). Pada tahun 2021, nuklir ini menghasilkan 19,6 persen listrik negara. Ada empat reaktor AP1000 yang sedang dibangun, tetapi dua di antaranya telah dibatalkan.
Salah satu alasan berhentinya pembangunan ini adalah evolusi yang sukses dalam strategi pemeliharaan. Selama 15 tahun terakhir, peningkatan kinerja operasional telah meningkatkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir AS, dengan peningkatan output setara dengan 19 pembangkit 1000 MWe baru yang sedang dibangun.
Sebelumnya, pada tahun 2016, reaktor tenaga nuklir baru pertama mulai beroperasi di negara ini selama 20 tahun. Meskipun demikian, jumlah reaktor yang dapat dioperasikan telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Sementara penutupan dini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor termasuk gas alam yang murah, liberalisasi pasar, subsidi berlebihan dari sumber terbarukan, dan kebijakan politik.
2. Cina
China memiliki 55 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 53,3 GWe. Pada tahun 2021, nuklir menghasilkan 5 persen dari listrik negara. Negara ini terus mendominasi pasar untuk pembangunan nuklir baru, dengan 21 reaktor yang sedang dibangun pada akhir Juli 2022.
Sebelumnya, pada tahun 2018 China menjadi negara pertama yang menugaskan dua desain baru AP1000 dan Experimental Power Reactor (EPR). China memasarkan Hualong One untuk ekspor, desain reaktor yang sebagian besar buatan sendiri. Dorongan kuat untuk mengembangkan tenaga nuklir baru di China berasal dari kebutuhan untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
3. Prancis
Prancis memiliki 56 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 61,4 GWe. Pada tahun 2021, nuklir ini menghasilkan 69 persen dari listrik negara. Kebijakan energi tahun 2015 bertujuan untuk mengurangi bagian negara dari pembangkit nuklir menjadi 50 persen pada tahun 2025.
Namun target ini sekarang telah ditunda hingga tahun 2035. Menteri energi negara mengatakan bahwa target tersebut tidak realistis, dan akan meningkatkan karbon dioksida, emisi, dan membahayakan keamanan pasokan dan membahayakan pekerjaan di negara tersebut.
4. Rusia
Rusia memiliki 37 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 27,7 GWe. Pada tahun 2021, nuklir ini menghasilkan 20 persen listrik negara. Keputusan pemerintah pada tahun 2016 menetapkan pembangunan 11 reaktor tenaga nuklir tambahan pada tahun 2030.
Pada awal tahun 2022, Rusia memiliki tiga reaktor yang sedang dibangun, dengan kapasitas gabungan sebesar 2,6 GWe. Kekuatan industri nuklir Rusia tercermin dalam dominasi pasar ekspor untuk reaktor baru.
Industri nuklir nasional di negara ini juga terlibat dalam proyek reaktor baru di Belarus, China, Hongaria, India, Iran dan Turki, dan dalam berbagai tingkatan sebagai investor di Aljazair, Bangladesh, Bolivia, India, Yordania, Kazakstan, Nigeria, Afrika Selatan, Tajikistan dan Uzbekistan.
5. Korea Selatan
Korea Selatan memiliki 25 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 24,4 GWe. Pada tahun 2021, nuklir ini dapat menghasilkan 28 persen listrik negara. Korea Selatan juga memiliki tiga reaktor nuklir baru yang sedang dibangun di dalam negeri dan sedang membangun pabrik empat unit di Uni Emirat Arab.
WINDA OKTAVIA
Pilihan Editor: Pengamat Sebut Tiga Syarat Agar Pengembangan PLTN di Indonesia Berjalan Lancar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini