Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video yang diunggah di TikTok bernarasi varian Omicron sengaja disebar melalui jejak asap pesawat atau chemtrail heboh di media sosial pada Kamis 17 Februari 2022. Video berdurasi 9 detik itu disukai lebih dari 37 ribu dan membuat resah para warganet. Pasalnya, bagaimana bisa fenomena chemtrail bisa menyebarkan varian Omicron.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam unggahan video tersebut, pemilik akun menulis: “Jika benar ini permainan yang disengaja, semoga kita selalu dilindungi oleh Allah SWT dan bagi yang oknumnya segera mendapatkan azab-Nya.” Berdasarkan hasil penelusuran Cek Fakta Tempo, video yang memuat konspirasi chemtrail itu terbukti keliru alias hoaks.
Lalu, apa itu fenomena chemtrail?
Melansir Space, fenomena chemtrail dipahami sebagai garis-garis asap putih yang ditinggalkan pesawat jet saat melintas di udara. Hal itu terjadi karena partikel dari penyaring knalpot mesin pesawat menghasilkan uap air. Lalu mengembun di sekitar pesawat dan membentuk partikel es di udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko, menyatakan chemtrail merupakan istilah gabungan dari kata chemistry (kimia) dan trails (jejak). Kemudian fenomena itu diklaim menyebarkan zat kimia berbahaya melalui asap pesawat terbang. Dampaknya bisa sangat luas dan sulit untuk dimitigasi.
“Isu chemtrails masih diklasifikasi sebagai teori konspirasi. Ia menyebar dari udara, dampak paparan zat kimia ini dapat dirasakan secara luas dan sulit untuk dimitigasi,” ujar Urip dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Tempo.co, Jumat, 18 Februari 2022.
Konspirasi yang berkembang dibuktikan dari 98 persen responden dalam survei internasional percaya bahwa keberadaan chemtrail memiliki tujuan jahat tertentu. Meski demikian, Journal of Geography, Environment and Earth Science International (2020) melaporkan bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah akan bahaya yang ditimbulkan dari jejak asap yang dikeluarkan dari emisi pesawat terbang ini.
“Dari 77 ilmuwan yang melakukan penelitian, 76 mengatakan mereka tidak menemukan bukti adanya program skala besar dan rahasia di atmosfer melalui chemtrail ini,” tulis laporan tersebut. Dengan kata lain, jejak itu hanyalah hasil yang biasanya dihasilkan dari sisa pembakaran emisi pesawat terbang di udara.
HARIS SETYAWAN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.