Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ini Perbedaan Chemtrail dan Contrail

Chemtrail diklaim sebagai teori konspirasi asap pesawat yang sengaja membawa senjata kimia. Sementara constrails merujuk jejak kondensasi pesawat.

18 Februari 2022 | 20.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat jet L-39 membuat asap berbentuk hati saat melakukan aksi akrobatik dalam acara Pertahanan Maritim Internasional di St.Petersburg, Rusia, 2 Juli 2015. AP/Dmitry Lovetsky

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini viral sebuah video yang menarasikan Jakarta digempur chemtrail. Video yang diunggah 15 Februari 2022 itu menyebut asap putih yang dikeluarkan dari pesawat adalah senjata biologis yang diklaim membawa penyakit berbahaya. Namun, BMKG dalam keterangannya memastikan asap putih itu hanyalah jejak kondensasi pesawat jet di udara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chemtrail merupakan istilah yang digunakan oleh sebagian orang yang percaya bahwa asap putih dari pesawat jet itu membawa senjata kimia atau biologis di udara dengan tujuan tertentu. Misalnya mereka mengklaim asap putih itu sengaja mendistribusikan penyakit berbahaya seperti influenza, racun, hingga virus varian omicron sekalipun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan klaim tersebut, tak jarang chemtrails kerap dipakai dalam membingkai ragam teori-teori konspirasi di masyarakat, seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu kebelakang. Namun, para ahli dari American Chemical Society menyatakan bahwa teori konspirasi chemtrail ini tidak memiliki dasar yang kuat. Selain itu, belum ada penemuan konkret dan bukti pasti bahwa asap pesawat yang dibawa mengandung bahan-bahan berbahaya. Hal itu hanya ada di dalam cerita fiksi. 

Dikutip dari National Trust of Malta, pada Februari 2014 lalu, pemerintah Siprus pernah menuduh Inggris telah mengganggu cuaca di Mediteranian dengan metode chemtrails ini. Akibatnya, intensitas hujan minim dan hasil pertanian menurun. Tetapi, klaim ini lagi-lagi dibantah oleh pemerintah Inggris. 

Terlepas dari adanya narasi teori konspirasi tersebut, sejatinya chemtrails juga dapat dimaknai sebagai sesuatu hal yang positif. Misalnya, kegiatan chemtrail ditujukan untuk penyemprotan bahan kimia pupuk untuk pertanian, rekayasa iklim atau cuaca, dan pengujian lain yang memberikan kebermanfaatan meski dalam pelaksanaanya harus melalui prosedur dan dilakukan oleh pihak yang berwenang. 

Di sisi lain, istilah contrail merujuk pada jejak kondensasi pesawat yang muncul sebagai awan yang berbentuk garis-garis di langit. Mereka terdiri dari partikel es yang terbentuk di knalpot pesawat ketika terbang dalam jarak sempit di ketinggian tertentu. Partikel-partikel es tersebut lalu bersatu dengan molekul lain, seperti nitrat dan sulfat serta berkembang dalam jumlah yang banyak. 

Federal Aviation Administration (FAA) AS di laman resminya melaporkan, ada contrails di atmosfer ini sama sekali tidak berbahaya. Klaim berbahaya hanya datang dari kesalahpahaman dari apa yang disebut chemtrails di atas. Meski tidak berbahaya, sama halnya dengan emisi gas yang lain, FAA bersama lembaga peneliti lain hingga kini masih meneliti dampak iklim dan kualitas udara akibat contrails ini. 

FAA dengan lembaga lain terus mempelajari dampak iklim dan kualitas udara permukaan dari knalpot penerbangan, baik saat ini maupun di masa depan ketika emisi penerbangan diperkirakan akan meningkat,” tulis FAA dikutip Tempo.co dari faa.gov.

HARIS SETYAWAN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.




Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus