Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian warga di Bandung, Garut, dan Yogyakarta melaporkan serta merekam video sebuah benda terang yang meluncur dari langit diduga meteor pada Kamis malam, 14 September 2023, sekitar pukul 23.15 WIB. Sejauh ini belum bisa dipastikan jenis benda langit yang terlihat di beberapa daerah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemungkinannya bisa meteor atau sampah antariksa,” kata Yatny Yulianti, astronom dari Observatorium Bosscha, Jumat 15 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari beberapa rekaman video, benda langit itu terindikasi sebagai batu meteor. Obyek yang berukuran besar bisa menghasilkan cahaya terang. “Meteor yang terangnya seperti ini disebut juga sebagai fireball,” ujarnya.
Kemungkinan lain yang harus dikonfirmasi adalah benda itu merupakan sampah antariksa. “Beberapa space junk ada yang sudah dalam pantauan trayektorinya, namun bisa saja ada yang tidak terpantau dan masuk ke atmosfer,” kata Yatny.
Sementara astronom amatir dari komunitas Langit Selatan Bandung menduga kuat benda langit itu merupakan sampah antariksa yang jatuh ke bumi. “Sampah antariksa itu terbakar di atmosfer dan tampak seperti meteor lewat,” kata Avivah Yamani, Jumat 15 September 2023.
Dari beberapa rekaman video yang dilihatnya, kecepatan benda langit itu saat melintas dinilai lebih lambat dari meteor. “Kalau meteor itu cepat banget sih lintasannya,” ujar dia.
Koleganya, Ma’rufin Sudibyo, pun sependapat. Dari rekaman video warga di Sleman, kilatan cahaya menjelang tengah malam itu tampak terang, berekor, lalu meredup. “Kemungkinan besar peristiwa ini adalah proses masuknya sampah antariksa buatan manusia, kecil kemungkinannya sebagai meteor,” katanya.
Indikasinya terlihat dari benda langit itu yang terekam agak lama, yaitu lebih dari lima hingga sepuluh detik. Sementara meteor umumnya tiga kali lebih cepat sehingga hanya bisa terekam kurang dari lima detik. Selain itu ada proses fragmentasi yaitu bagian ekor benda bercahaya itu terpecah-pecah ketika menembus atmosfer.
Pada meteor yang terang hingga sangat terang, menurutnya, juga mengalami proses fragmentasi. “Tapi saat itu terjadi, ia akan nampak sangat terang menyamai terangnya bulan purnama untuk sesaat,” kata Ma’rufin. Kondisi itu, menurutnya, tidak terlihat pada benda langit yang meluncur dan disaksikan warga.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.