Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Astronom Jepang mendeteksi lubang hitam yang tersembunyi berkat pengamatan terhadap awan gas antarbintang. Tim peneliti yang dipimpin Shunya Takekawa dari National Astronomical Observatory of Japan memperhatikan sebuah awan gas bergerak aneh di dekat pusat galaksi yang berjarak 25.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Sagittarius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teori Relativitas Albert Einstein Soal Lubang Hitam Kini Terbukti
"Analisis kinematik terperinci mengungkapkan bahwa massa yang sangat besar, 30.000 kali Matahari, terkonsentrasi di wilayah yang jauh lebih kecil daripada Tata Surya kita," ujar Takekawa, seperti dilansir laman scitechdaily, Ahad, 3 Maret 2019.
Lubang hitam adalah benda dengan gravitasi sangat kuat sehingga segala sesuatu, termasuk cahaya, bisa tersedot ke dalam dan tidak bisa lepas. Karena lubang hitam tidak memancarkan cahaya, para astronom harus menyimpulkan keberadaannya dari efek gravitasi yang dihasilkannya pada benda lain.
Para peneliti itu menggunakan ALMA (Atacama Large Millimeter/ submillimeter Array) untuk melakukan pengamatan resolusi tinggi terhadap awan. Mereka menemukan awan berputar-putar di sekitar benda besar yang tak terlihat. Takekawa menyebut awan gas tersebut dengan HCN – 0,009-0,044.
"Dengan menganalisis awan anomali lainnya, kami berharap dapat mengekspos lubang hitam lainnya".
Dalam penelitian yang terbit dalam The Astrophysical Journal Letters pada 20 Januari 2019 itu, lubang hitam tersebut adalah salah satu dari 100 juta lubang hitam yang diperkirakan akan mengintai di Galaksi. Hasil ini memberikan metode baru untuk mencari lubang hitam tersembunyi lainnya dan membantu peneliti memahami pertumbuhan dan evolusi lubang hitam.
Seorang profesor dari Universitas Keio yang juga termasuk tim peneliti, Tomoharu Oka, menambahkan bahwa ada hal yang sangat pneting dari lubang hitam itu. Menurutnya lubang hitam massal ini ditemukan hanya 20 tahun cahaya dari lubang hitam supermasif di pusat Galactic.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di masa depan, itu akan jatuh ke dalam lubang hitam supermasif; seperti gas yang saat ini jatuh ke dalamnya. Ini mendukung model merger pertumbuhan lubang hitam," tutur Oka.
Lubang hitam memiliki massa mulai dari sekitar 5 kali massa Matahari hingga jutaan kali. Para astronom berpikir bahwa lubang hitam kecil bergabung dan berangsur-angsur tumbuh menjadi besar, tapi tidak ada yang pernah menemukan lubang hitam massal menengah, ratusan atau ribuan kali massa Matahari.
SCITECHDAILY | THE ASTROPHISICAL JOURNAL LETTER