Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bagaimana Cara Ilmuwan Dunia Belajar?

Jika dibandingkan dengan era sekarang, sarana belajar para ilmuwan dunia seperti Albert Einstein dan Isaac Newton dapat dibilang masih terbatas.

10 Februari 2022 | 18.59 WIB

Seorang pegawai menunjukkan salah satu halaman dari naskah teori relativitas umum Albert Einstein yang ditampilkan di rumah lelang Christie di Paris, 22 November 2021. Naskah yang ditulis bersama oleh Albert Einstein dan Michele Besso itu terjual dengan harga 11,7 juta Euro atau setara Rp187 miliar, dalam acara lelang pada 23 November 2021. REUTERS/Antony Paone
Perbesar
Seorang pegawai menunjukkan salah satu halaman dari naskah teori relativitas umum Albert Einstein yang ditampilkan di rumah lelang Christie di Paris, 22 November 2021. Naskah yang ditulis bersama oleh Albert Einstein dan Michele Besso itu terjual dengan harga 11,7 juta Euro atau setara Rp187 miliar, dalam acara lelang pada 23 November 2021. REUTERS/Antony Paone

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan dunia seperti Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, dan Isaac Newton tentunya tak lahir langsung menjadi jenius. Ada sebuah proses yang dilalui untuk bisa menemukan penemuan yang bermanfaat yaitu dengan belajar. Seperti apa ya cara para ilmuwan belajar pada zaman itu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jika dibandingkan dengan era sekarang, sarana belajar zaman dulu masih terbatas. Belum ada akses internet, handphone, maupun laptop. Mereka butuh usaha lebih keras untuk bisa menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Yuk, intip bagaimana mereka belajar seperti dilansir pada laman ruangguru.com.

Thomas Alva Edison

Ilmuwan yang satu ini banyak menciptakan penemuan di tiga bidang teknologi, yaitu bola lampu dan kelistrikan, perekam suara, serta perfilman. Thomas Alva Edison telah menghasilkan 1.093 karya yang berpengaruh besar bagi kehidupan kita.


Di balik penemuannya itu, rupanya Edison saat masih duduk di bangku sekolah dasar sangat sulit sekali menerima materi pelajaran yang diajarkan sehingga guru-gurunya menganggap dia sebagai anak yang terbelakang.

Sejak kecil, Edison juga mengalami gangguan pendengaran yang menyebabkan kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal. Oleh sebab itu, dia sering diejek teman-temannya dengan julukan si idiot. Akhirnya, Edison berhenti dari sekolah dan memilih belajar sendiri di rumah.

Meskipun sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya, Edison tidak patah semangat. Dari kekurangannya itu, dia menjadi seseorang yang banyak ingin tahu tentang segala hal. Dia selalu menanyakan hal-hal yang belum ia pahami dan memunculkan pertanyaan baru setelah mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya.

Bagi Edison, belajar tidak cukup jika dengan teori saja, melainkan harus mencoba dan terus mencoba. Hal ini dia terapkan pada percobaannya dalam membuat bola lampu. Beribu kali ia mengalami kegagalan pada percobaannya hingga akhirnya usahanya tidak sia-sia.

Sir Isaac Newton

Sir Isaac Newton merupakan seorang fisikawan, matematikawan, dan ahli astronomi kelahiran Inggris. Newton menjadi salah satu ilmuwan yang paling berpengaruh di dunia berkat karya-karyanya. Beberapa hasil penemuannya yang masih kita pelajari saat ini adalah Hukum Newton dan teori gravitasi bumi.

Newton merupakan seorang anak yatim dan tinggal bersama neneknya di desa. Saat bersekolah, dia sangat gemar membaca dan melakukan eksperimen sederhana. Dia menabung sedikit demi sedikit dari uang sakunya untuk membeli kayu, gergaji, palu, dan alat perkakas lainnya untuk membuat mesin-mesin kecil. Namun, ibunya pernah memintanya untuk berhenti dari sekolah dan menyuruhnya menjadi petani.

Merasa tidak cocok dengan pekerjaannya itu, Newton kemudian kembali bersekolah dan melanjutkan kuliah di Trinity College, Universitas Cambridge. Di sana, ia mengembangkan minatnya di bidang ilmu pengetahuan. Newton memiliki tekad kuat dan semangat belajar yang tinggi. Berkat kegigihannya, ia bisa menemukan teorema binomial dan mulai mengembangkan teori matematika menjadi kalkulus.

Einstein merupakan seorang ilmuwan yang banyak dikenal dengan teori relativitasnya. Selain itu, dia juga mengemukakan beberapa teori lain, seperti efek fotolistrik, Gerak Brown, statistik Bose-Einstein, dan masih banyak lagi.

Einstein lahir di dalam keluarga yang peduli terhadap pendidikan, terutama di bidang sains dan musik. Semasa sekolah, ia mengalami kesulitan untuk mengikuti mata pelajaran yang berhubungan dengan ilmu alam dan berhitung. Ia juga memiliki kepribadian yang introvert dan sangat pemalu.

Oleh sebab itu, ia dianggap sebagai murid yang terbelakang di sekolahnya. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atasnya, Einstein berkeinginan masuk ke Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal) di Zurich, Jerman. Namun, dia gagal masuk tes dan harus mengulang hingga beberapa kali.

Sejak kecil, dia mengkhususkan waktunya untuk belajar mandiri setiap hari. Eintein mempelajari sendiri aljabar, geometri Euklides, dan juga kalkulus. Di usia 14 tahun, dia telah berhasil menguasai kalkulus integral dan diferensial.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus