Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kerja sama riset dan inovasi dengan PT Lintech Duta Pratama untuk bisa memanfaatkan Liquified Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar pengganti energi fosil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi, Aam Muharam, mengatakan untuk bisa memanfaatkan LNG sebagai bahan bakar pengganti energi fosil maka perlu disiapkan fasilitas dan infrastruktur yang baik, di antaranya moda transportasi, teknologi penyimpanan, maupun teknologi seperti converter kit untuk dual fuel mesin diesel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kerja sama dengan PT Lintech Duta Pratama yang bergerak di bidang manufaktur peralatan pertambangan dan sarana transportasi laut diharapkan mampu untuk mewujudkannya melalui kerjasama riset dan inovasi ini,” ujar Aam pada acara penandatanganan kerja sama BRIN dengan PT Lintech Duta Pratama di Auditorium Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023.
Menurut Aam, kerja sama dengan PT Lintech Duta Pratama ini diawali pada tahun 2019 saat pelaksanaan Program Riset Nasional (PRN) Industri Kemaritiman, dan menghasilkan sebuah inner tank LNG untuk ISO Tank 40 feet yang masih memerlukan tindak lanjut untuk pembuatan insulation, outer tank, dan sistem otomasi kelengkapannya.
“Semoga kerja sama ini dapat memantik percepatan dan menghasilkan outcome dan impact yang bermanfaat bagi penguasaan teknologi tangki cryogenic LNG yang pada akhirnya dapat berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi bangsa serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” ujarnya.
Ferry Ardiyanto dari Tim Business Development PT Lintech Duta Pratama, mengatakan LNG memiliki potensi besar untuk menjadi bahan bakar primer di masa depan, karena LNG merupakan energi bersih. “Masa depan kita terletak di LNG, bahan bakar yg lebih bersih. Namun untuk peralihannya kita membutuhkan proses untuk menjadikannya sumber tenaga yang baru,” tuturnya.
Selain itu, Ferry mengatakan mimpi dari Lintech adalah untuk membuat tank penyimpanan sendiri dalam bentuk kapal. Kapal menjadi solusi untuk mendistribusikan LNG ke seluruh daerah di Indonesia. “Harapan kami dengan riset yang kita lakukan sekarang bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan sebaik-baiknya untuk seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Ferry.
Indonesia merupakan produsen utama LNG dunia, di mana hasil produksinya diutamakan untuk memenuhi keperluan dalam negeri. Pemilihan LNG sebagai alternatif sumber energi di samping ramah lingkungan, juga dikarenakan Indonesia memiliki cadangan gas bumi sebesar 1,5 % dari total cadangan gas dunia.
Berdasarkan data per 1 Januari 2018, cadangan gas Indonesia berjumlah 135,55 TSCF (triliun standard cubic feet) terdiri dari cadangan terbukti sebesar 99,02 TSCF, cadangan yang mungkin tersedia sebesar 21,26 TSCF dan cadangan harapan sebesar 18,23 TSCF (Dewan Energi Nasional, 2020). Cadangan gas tersebut dinilai lebih besar dari cadangan minyak bumi yang ada di Indonesia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.