Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2021 sebanyak 325 formasi. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengajak para diaspora untuk pulang ke Indonesia dan mengikuti seleksi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Mengapa harus pulang? Ya, untuk berkontribusi. Berkontribusi memang bisa dilakukan di mana saja, tergantung niatnya, bahkan jika sudah ada di Indonesia juga belum tentu berkontribusi,” ujar dia dalam acara virtual, Kamis, 8 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Handoro, timnya memerlukan para diaspora dan periset handal yang sudah memiliki jam terbang, siap menjadi periset mandiri, dan bekerja secara nyata di laboratorium di Indonesia. “Karena jika tidak ada periset handal di lab kita, itu bisa menjadi masalah besar,” tutur Handoko.
Diaspora merupakan salah satu kriteria khusus pelamar CPNS yang ditawarkan BRIN. Lowongan bagi diaspora diperuntukkan bagi pelamar Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki paspor Republik Indonesia yang masih berlaku dan menetap di luar Indonesia serta bekerja sebagai tenaga profesional di bidangnya.
“Yang penting dibuktikan dengan surat rekomendasi dari tempat yang bersangkutan bekerja selama minimal dua tahun,” kata Handoko.
Syarat seleksi CPNS BRIN adalah lulusan S3. Dari 325 formasi periset yang ditawarkan, rinciannya adalah sebanyak 221 untuk formasi PNS atau pegawai tetap, dan 104 formasi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Mantan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menjelaskan, formasi PNS ditujukan untuk para ahli muda, sedangkan PPPK untuk orang yang yang sudah terlatih. “PPPK ini harus ahli madya yang memiliki jam terbang, dan berpengalaman. Kontraknya nanti selama 5 tahun,” ujar dia dalam acara virtual, Kamis.
Baca:
BRIN Buka Seleksi CPNS 2021 Sebanyak 325 Periset, Syarat Harus S3