Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Buntut Aksi Palestine Action, Perusahaan Israel Kehilangan Kontrak Proyek Drone dari Inggris

Elbit Systems UK kehilangan kontrak senjata terbesar mereka senilai lebih dari 2,1 miliar setelah Kementerian Pertahanan Inggris membatalkan program drone Watchkeeper.

24 November 2024 | 13.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
An Elbit Systems Ltd. Kendaraan udara tak berawak (UAV) Hermes 900 terlihat di pabrik drone perusahaan di Rehovot, Israel, 28 Juni 2018. REUTERS/Orel Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Elbit Systems UK kehilangan kontrak senjata terbesar mereka senilai lebih dari £2,1 miliar setelah Kementerian Pertahanan Inggris membatalkan program drone Watchkeeper yang dikelola anak perusahaan Elbit, UAV Tactical Systems (U-TacS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elbit, perusahaan senjata terbesar Israel, telah menghabiskan lebih dari dua dekade mengembangkan program Watchkeeper bersama mitra mereka, Thales.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Drone Watchkeeper, yang dirancang berdasarkan model Hermes buatan Elbit untuk militer Israel, awalnya direncanakan untuk digunakan hingga 2042. Namun, Kementerian Pertahanan menyebut pembatalan ini sebagai bagian dari langkah untuk menghentikan penggunaan model yang sudah dianggap usang, meskipun drone tersebut baru beroperasi selama enam tahun.

Drone ini dirancang khusus untuk Kementerian Pertahanan Inggris (MOD), berdasarkan model Hermes yang juga digunakan oleh militer Israel. Hermes 450 sering digunakan untuk menyerang dan memantau rakyat Palestina, serta dipasarkan sebagai teknologi ‘teruji di medan perang’.

Model drone ini telah dikaitkan dengan kejahatan perang, baik yang terjadi sebelum maupun yang sedang berlangsung di Gaza. Karena kesamaan suku cadang antara Watchkeeper dan Hermes, U-TacS juga terlibat dalam pasokan suku cadang senjata ke Israel.

Pembatalan kontrak ini terjadi setelah Elbit Systems menghadapi tekanan besar dari kelompok aktivis Palestine Action, yang sejak 2021 melakukan aksi langsung di fasilitas U-TacS di Inggris. Kala itu, ada empat aktivis menyerbu dan menduduki pabrik. Mereka tetap berada di atap selama enam hari. 

Sejak Oktober 2023, aksi-aksi gangguan terhadap pabrik senjata Israel ini semakin masif, termasuk dengan blokade kendaraan, perusakan fasilitas, dan pendudukan lokasi. Aksi terbaru melibatkan truk yang menabrak gedung dan penggunaan alat pemadam api berisi cat untuk merusak drone di dalam pabrik, yang menyebabkan penundaan produksi selama beberapa minggu.

Kehilangan kontrak ini menjadi pukulan besar bagi Elbit Systems UK, yang sebelumnya juga kehilangan dua kontrak senilai £280 juta pada 2022. Aktivis Palestine Action mengklaim bahwa aksi langsung mereka efektif dalam mengganggu operasi perusahaan.

“Kehilangan kontrak terbesar oleh Elbit menandakan awal dari akhir kehadiran pembuat senjata Israel di negara ini. Aksi langsung yang dilakukan oleh ratusan aktivis secara konsisten mengganggu operasi Elbit Systems, menyebabkan penundaan besar dalam produksi serta kerusakan pada persenjataan. Tidak diragukan lagi bahwa aksi langsung efektif, dan lebih penting dari sebelumnya untuk menerapkan taktik yang efektif melawan mesin perang Israel,” kata mereka dikutip dari laman resminya, Palestineaction, Ahad, 24 November 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus