Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Dibantu Drone, Kapal Perang Amerika Hancurkan Target Sejauh 250 Mil

Kapal perang Amerika, USS John Finn, belum lama ini menorehkan kemampuan menembakkan rudal antikapal dengan jarak terjauh.

13 Mei 2021 | 08.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal perang perusak Amerika, USS John Finn, belum lama ini menorehkan kemampuan menembakkan rudal antikapal dengan jarak terjauh dari yang selama ini mampu ditembakkan dari kapal perang: lebih dari 250 mil atau 402 kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

USS John Finn melakukan itu dengan bantuan drone di udara dan air. Drone berperan menyediakan data bidikan yang memampukan John Finn mendeteksi, melacak, dan menghancurkan target yang dituju tanpa menggunakan radarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun jaraknya yang jauh membuat kapal perang itu juga tidak berisiko tertangkap sensor radar musuh. Selesai menembakkan rudalnya, kapal destroyer bisa menyingkir dari posisi semula, membuat lokasi pastinya tak pernah diketahui oleh musuh.

Uji tembak rudal itu dilakukan pada 25 April 2021, saat Armada Pasifik Amerika Serikat menggelar Unmanned Systems Integrated Battle Problem 21 (UxS IBP 21). Battle Problem yang dilakukan di perairan selatan California itu menguji konsep kerja sama kapal-kapal dan pesawat dengan dan tanpa awak. Termasuk di dalamnya adalah MQ-9 SeaGuardian, balon udara, kapal perang Sea Hawk dan Sea Hunter, dan bahkan drone selam CARINA.

Rudal yang digunakan adalah SM-6. Ini adalah versi mutakhir dari seri rudal jarak jauh, darat-ke-udara, yang digunakan Angkatan Laut Amerika Serikat, Standard. SM-6 melesat dengan kecepatan Mach 3,5 dan memiliki daya jangkau lebih dari 250 mil.

Melesat rendah mengikuti lengkung permukaan Bumi, rudal mampu menyasar target yang berada di luar jangkauan radar kapal. Cara itu memungkinkan SM-6 mendapat kemampuan untuk menerima data target dari pesawat seperti E-2D Advanced Hawkeye, yang bisa melihat dan mendeteksi pesawat maupun rudal musuh yang terbang rendah.

Selama beberapa dekade, rudal-rudal Standard telah memiliki kemampuan sekunder sebagai antikapal. Angkatan Laut Amerika telah menggunakan rudal Standard versi awal melawan kapal perang Iran dalam Operasi Praying Mantis akhir 1980-an.

Meski hulu ledak SM-6 tidak sebesar seperti yang didedikasikan untuk rudal anti-kapal perang, kecepatan maksimumnya yang sampai 3,5 Mach membantu menambah daya rusak pada target. 

POPULAR MECHANICS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus