Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Program Studi Food Technology di Swiss German University (SGU), Della Rahmawati, menjadi salah satu penerima penghargaan dalam program L’Oréal-UNESCO for Women in Science (FWIS) 2024. Penelitiannya yang berfokus pada solusi nutrisi bagi ibu hamil dan anak-anak di Indonesia dipandang turut menegaskan pentingnya riset pangan lokal dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak 2014, Della telah meneliti sumber pangan lokal yang bergizi tinggi namun mudah diakses oleh masyarakat. Fokus utama penelitiannya adalah pengembangan produk makanan baru berupa taburan nori, seperti furikake dari Jepang, yang berbasis kelakai, sejenis pakis liar dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahan tersebut dipilih karena kandungan nutrisinya yang kaya dan potensi besar untuk mendukung kesehatan ibu hamil dan anak-anak. "Pemilihan kelakai adalah upaya strategis untuk mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah namun masih kurang dimanfaatkan," ujar Della dalam keterangan tertulis yang dibagikan SGU pasca-penghargaan diberikan pada Senin, 11 November 2024.
Dalam perjalanan penelitiannya, Dosen SGU ini mengunjungi berbagai daerah dengan kondisi alam yang berbeda untuk mengidentifikasi jenis kelakai dengan kandungan mineral terbaik. Mulai dari lahan dengan kandungan mineral tinggi hingga hutan gambut, Della menjelajah wilayah-wilayah menggunakan sampan untuk melihat kelakai di habitat aslinya.
"Melihat langsung kekayaan alam kita adalah momen berharga yang membuat saya semakin yakin akan potensi besar pangan lokal," katanya.
Selain itu, Della juga meneliti beberapa varian tempe dari kacang koro untuk mengevaluasi kandungan nutrisi yang paling sesuai bagi kebutuhan ibu hamil dan anak-anak. Ia berharap semua hasil penelitiannya dapat menciptakan makanan bergizi yang terjangkau dan mudah didapat di berbagai lapisan masyarakat.
Lebih dari sekadar publikasi ilmiah, Della menambahkan, "Saya berharap penelitian ini menjadi solusi langsung di lapangan dan membuka wawasan baru dalam bidang teknologi pangan."
Seluruhnya ada empat peneliti perempuan penerima penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024. Mereka, masing-masing, berhak atas pendanaan riset senilai Rp 100 juta. Para penerima penghargaan ini menciptakan inovasi yang difokuskan pada solusi ketahanan pangan, energi berkelanjutan, serta ketangguhan menghadapi bencana.
Para perempuan peneliti penerima penghargaan dalam program L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) pada Senin, 11 November 2024. Dari kiri Rachma Wikandari dari UGM, Della Rahmawati dari SGU, Prasanti Widyasih Sarli dari ITB, dan Deliana Dahnum dari BRIN. Dok. L'Oreal Indonesia
Tiga lainnya adalah dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rachma Wikandari, yang mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus) sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prasanti Widyasih Sarli, yang menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa.
Lalu, Peneliti Ahli Madya dari BRIN, Deliana Dahnum, yang meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon.