Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Filter Bertenaga Sinar Matahari dari Australia Ubah Air Laut Jadi Layak Minum

Filter ini mampu menghasilkan ratusan liter air layak minum per hari dan hanya membutuhkan sinar matahari langsung untuk pemurnian.

12 Agustus 2020 | 15.43 WIB

Twelve Apostles di Port Champbell National Park, Victoria, Australia. Keindahan alam batuan di tengah laut. (visitvictoria.com)
Perbesar
Twelve Apostles di Port Champbell National Park, Victoria, Australia. Keindahan alam batuan di tengah laut. (visitvictoria.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Sydney - Dengan hanya menggunakan filter berteknologi tinggi dan tenaga sinar matahari langsung, tim peneliti Australia mengembangkan teknologi pertama di dunia yang dapat membuat air laut dalam volume besar aman untuk diminum dalam waktu kurang dari 30 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Universitas Monash yang berbasis di Melbourne, filter yang dirancang khusus ini mampu menghasilkan ratusan liter air layak minum per hari, dan hanya membutuhkan sinar matahari langsung untuk memurnikannya, sehingga prosesnya hemat energi, murah, dan berkelanjutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahan yang digunakan untuk membuat filter ini adalah kerangka logam-organik (metal-organic framework/MOF), suatu senyawa yang terdiri dari ion-ion logam yang membentuk bahan kristal dengan luas permukaan terbesar dari semua bahan yang telah diketahui.

Selama proses desalinasi atau membuat air laut menjadi tawar, filter MOF pertama-tama akan mengabsorpsi garam dari air, yang prosesnya tidak mengonsumsi energi. Kemudian MOF yang terisi garam diletakkan di bawah sinar matahari untuk beregenerasi, dalam waktu kurang dari empat menit, sebelum dapat kembali menyerap garam dari air.

Penulis utama penelitian tersebut, Profesor Huanting Wang dari Departemen Teknik Kimia di Universitas Monash, mengatakan desalinasi merupakan pilihan yang memungkinkan untuk mengatasi krisis kekurangan air yang mendesak di seluruh dunia.

"Desalinasi telah digunakan untuk mengatasi meningkatnya kekurangan air secara global. Berkat ketersediaan air payau dan air laut, dan karena proses desalinasi dapat diandalkan, air yang diolah dapat diintegrasikan dalam sistem akuatik yang ada dengan risiko kesehatan minimal," kata Wang.

"Namun, proses desalinasi termal dengan penguapan memerlukan banyak energi dan teknologi-teknologi lainnya seperti osmosis balik, juga memiliki sejumlah kelemahan termasuk konsumsi energi yang tinggi serta penggunaan bahan kimia dalam pembersihan membran dan deklorinasi."

Dengan konsumsi energi yang rendah dan tidak adanya bahan kimia yang diperlukan selama proses tersebut, Wang mengatakan semua itu menekankan ketahanan dan konsep keberlanjutan (sustainability) teknologi baru ini untuk solusi air bersih di masa depan.

"Studi ini berhasil menunjukkan bahwa MOF fotoresponsif merupakan adsorben yang menjanjikan, hemat energi, dan berkelanjutan untuk desalinasi," katanya.

"Penelitian kami memberikan cara baru yang menarik untuk desain bahan fungsional dalam memanfaatkan tenaga surya guna mengurangi permintaan energi dan meningkatkan konsep keberlanjutan desalinasi air."

ANTARA | XINHUA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus