Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fisikawan dan Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Pantur Silaban, 84 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Santosa Bandung, Senin 1 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Forum Guru Besar ITB yang juga mantan muridnya, Freddy Permana Zen, mengenangnya sebagai sosok ilmuwan yang konsisten, serius, sekaligus humoris. “Dia baik orangnya,” kata Freddy, Senin, 1 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenazah Pantur Silaban kini disemayamkan di rumah duka Jalan Industri 21 Bandung. Sebelum dimakamkan di San Diego Hills lusa, ITB akan melakukan prosesi pelepasan jenazah purnabakti Guru Besar Kelompok Keahlian Fisika ITB Teoritik Energi Tinggi itu. Pimpinan ITB menyampaikan duka cita mendalam.
Freddy mengatakan Pantur Silaban, kelahiran 11 November 1937, masih suka datang ke ruangannya di ITB meskipun telah pensiun untuk melakukan riset. Namun, sejak pandemi Covid-19 lalu aktivitas itu berhenti. “Beliau konsisten riset di bidang fisika teoritik walau tidak ada dana untuk riset itu,” ujar Freddy.
Lulus dari Fisika ITB pada 1964, Pantur menjadi dosen di almamaternya lalu melanjutkan studi pada 1967 di Syracuse University, New York, untuk belajar tentang teori Relativitas Umum yang dikenalkan Albert Einstein. “Di Indonesia jarang yang menekuni bidang ini,” kata Freddy. Pantur sebagai doktor pertama di bidang yang mendalami teori relativitas Einstein di Indonesia.
Freddy mengatakan banyak orang yang suka soal teori relativitas umum Einstein, namun susah dipelajari. Karena itu baginya sosok Pantur Silaban layak menjadi teladan. Pada 2009, Pantur Silaban mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award di bidang sains.