Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Miliaran tahun lalu, Mars mungkin merupakan tempat yang jauh lebih hangat dan lebih basah dibandingkan dunia yang dingin, kering, dan gersang yang kita lihat saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah ada kehidupan di sana atau tidak, itu tetap menjadi pertanyaan terbuka, seperti dilansir laman sciencealert, Senin, 25 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Wahana NASA Opportunity Tamat Setelah 15 Tahun di Mars
Namun, ada petunjuk besar, bukti yang tumbuh menunjukkan bahwa Mars mungkin memiliki kondisi yang diperlukan untuk kehidupan di masa lalu, termasuk sistem jaringan lembah sungai. Dalam rangkaian gambar resolusi tinggi dari lembaga antariksa Eropa atau ESA, menunjukkan tanda-tanda yang jelas tentang sistem lembah sungai di Mars.
Letak tepatnya terdapat di sebelah timur kawah Huygens, kawah Mars yang besar dan terkenal, dan utara Hellas. Hellas adalah cekungan dampak terbesar di planet merah itu. Area tersebut merupakan salah satu permukaan tertua di Mars. Usianya antara 3,5 miliar hingga 4 miliar tahun, dan merupakan daerah kawah.
Morfologi lembah sungai disebut dendritik yang berarti bercabang seperti pohon. Sel-sel otak juga memiliki dendrit, yang merupakan ujung sel saraf bercabang yang saling menjangkau dan tampak seperti lembah-lembah sungai di Mars. Sangat mudah untuk melihat perbandingannya. Lembah-lembah bercabang menjadi anak sungai yang lebih kecil dan lebih kecil lagi.
Dari topografi dalam gambar, sepertinya air mengalir dari ketinggian yang lebih tinggi di kanan ke bawah ke ketinggian yang lebih rendah di sebelah kiri. Sungai-sungai ini mungkin mengalir miliaran tahun lalu, dan apa yang dilihat sekarang adalah sisa-sisa yang sangat terkikis. Pinggiran lembah halus dan terfragmentasi, terutama yang membentang dari timur ke barat, itu adalah bukti erosi.
Sistem lembah sungai memiliki kesamaan yang mencolok dengan jaringan sungai di Bumi. Salah satu contoh bagus dari hal ini adalah wilayah sungai Yarlung Tsangpo di Tibet, yang memiliki kualitas dendritik yang sama dengan lembah Mars.
"Saluran Mars mungkin disebabkan oleh air permukaan dari aliran sungai yang kuat. Hujan deras juga mungkin berkontribusi. Aliran akan memotong medan yang ada di Mars, menempa jalur baru dan mengukir lanskap baru," ujar juru bicara ESA dalam siaran pers-nya.
Terlepas dari bagaimana air sampai di sana, jelas bahwa ada air yang mengalir di permukaan. Sejumlah misi saat ini dan masa depan sedang mempelajari Mars untuk petunjuk masa lalunya yang berair. Air Mars benar-benar menjadi pertanyaan sentral dalam mempelajari planet merah itu.
Proyek bersama bernama ExoMars tahun depan yang merupakan misi kerja sama ESA dan badan antariksa Rusia Roscosmos akan melihat permukaan, mengebornya dan mencari tanda kehidupan.
Itu akan menjadi yang pertama untuk eksplorasi Mars. Penelitian ini akan menganalisis secara rinci tentang atmosfer Mars, yang dapat memberikan potongan teka-teki lain dalam memecahkan misteri kuno, sejarah berair Mars.
SCIENCEALERT | UNIVERSE TODAY