Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - BMKG mencatat lima gempa terkini dari kawasan Danau Singkarang, Sumatera Barat, pada Sabtu siang dan malam, 27 Januari 2024. Danau Singkarak adalah sebuah kawasan seismik aktif dan kompleks yang pernah menyebabkan gempa kuat dan menewaskan ratusan orang pada puluhan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan yang dibagikannya hari ini, Minggu 28 Januari 2024, menerangkan bahwa gempa ke-3 dan ke-5 dari rentetan lima gempa yang terkini itu bisa dirasakan guncangannya. Pemicunya, kata Daryono, "Aktivitas sesar aktif di pertemuan segmen Sesar Sianok - Sumani." kata .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua gempa yang dampak guncangannya bisa dirasakan itu dicatat BMKG terjadi pada pukul 15.45 dan 23.50 WIB. Masing-masing berkekuatan Magnitudo 3,1 dan 4,4.
Yang pertama memiliki pusat gempa di kedalaman 4 kilometer, atau 14 kilometer barat daya Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat. Jika dilihat pada peta yang juga dibagikan BMKG, pusat gempa ini berada di Danau Singkarak.
Sedangkan pusat gempa yang kedua berlokasi di darat, tujuh kilometer barat daya Batusangkar, Tanah Datar. Kedalamannya 10 kilometer.
Guncangan gempa yang pertama hanya dirasakan lemah di Bukittinggi dan Padang Panjang (skala intensitas II MMI, yang hanya bisa dirasakan oleh beberapa orang). Tapi yang kedua bisa dirasakan lebih luas sampai ke Padang, Padang Pariaman, Pasaman Barat, dan Solok Selatan.
Rentetan gempa terkini yang mengguncang dari kawasan Danau Singkarak, Sumatera Barat, pada Sabtu 27 Januari 2024. FOTO/dok.bmkg
Padang Panjang dan Bukittinggi tetap yang paling kuat dampak terguncangnya, yakni pada skala III MMI. Ini setara getaran yang dirasakan di dalam rumah akibat truk melintas.
Dari pantauan di media sosial X (dulu Twitter), sejumlah warga di Padang Panjang, Padang, Solok, dan beberapa wilayah lain bisa menyatakan merasakan guncangan gempa pada tengah malam tersebut. "Di Pariaman bentar bgt, tp kata adekku di pdg panjang lamaa. Marapi bukan ni?" kata salah satunya.
Potensi Ancaman dari Danau Singkarak
Daryono menjelaskan, wilayah Danau Singkarak merupakan kawasan seismik aktif karena aktivitas kegempaannya yang cukup tinggi. Kegempaannya juga disebut kompleks karena kawasan ini merupakan 'pertemuan' segmen Sesar Sianok dan Sumani.
Bahkan Danau Singkarak sendiri disebutnya terbentuk oleh mekanisme pull-apart dari dua segmen sesar itu. "Secara geologi, Danau Singkarak terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik Sesar Sumatera yang merupakan sesar geser yang menyebabkan terbentuknya cekungan tarik urai yang disebut dengan Danau Singkarak," kata Daryono.
Daryono menuturkan, gempa kuat yang menewaskan sedikitnya 350 orang pada 1926 lalu diduga berpusat di Danau Singkarak. Gempa yang menyebabkan ribuan rumah rusak itu lebih dikenal sebagai gempa Padang Panjang sebab di kota ini banyak korban berjatuhan.
Saat itu terjadi rekahan banyak tanah di daerah Padang Panjang karena gempa itu. Juga seiche atau tumpahnya air Danau Singkarak ke daratan.
Saat ini, Daryono menerangkan, "Baik segmen Sianok dan Segmen Sumani memiliki magnitudo tertarget mencapai magnitudo 7,2."
Pilihan Editor: Tom Lembong, Bahlil, Luhut, dan BMKG di Top 3 Tekno Terkini