Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Geopark Solusi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Kehadiran geopark dapat menjadi solusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan

4 September 2019 | 00.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gua Taman yang di dalamnya terdapat air yang dianggap suci oleh masyarakat Sasak. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran geopark dapat menjadi solusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan, kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi Sains, dan Budaya Maritim, Kemenko Kemaritiman,  Safri Burhanuddin, saat membuka simposium internasional Asia Pasific Geopark Network (APGN) 2019 di Kota Mataram, Selasa, 3 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, Pemerintah Indonesia memromosikan geopark sebagai solusi "backthrough" atau terobosan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

"Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2019 tentang pengembangan geopark Indonesia, yang mengatur keberadaan Komite Nasional Geopark Indonesia dan manajemen geopark Indonesia," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembukaan simposium internasional APGN 2019 dihadiri Gubernur NTB,  Zulkieflimansyah, Presiden UNESCO Global Geopark Network, Guy Martini, Executive Chairman of Indonesian National Commission for UNESCO,  Arief Rachman, serta 700 peserta dari 35 negara Asia Pasifik.

Ia mengatakan, penerbitan Peraturan Presiden ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan geopark di Indonesia menjadi geopark dunia.

Burhanuddin menjelaskan, ke depan pengembangan geopark adalah prioritas dalam pembangunan Indonesia. Sebab, dengan kehadiran geopark ada dampak yang signifikan di beberapa daerah yang telah memperoleh status Geopark Nasional dan UNESCO Geopark Global (UGG), mulai pendidikan, konservasi, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Salah satu hal terpenting dalam mengembangkan geopark adalah realisasi peningkatan ekonomi berkelanjutan berdasarkan pada masyarakat setempat," katanya.

Ia menyebutkan, beberapa prestasi itu telah terlihat di beberapa bidang baik di wilayah yang daerahnya menjadi Geopark Nasional maupun masuk dalam UNESCO Global Geopark.

"Gunung Sewu UGG di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta adalah contoh luar biasa dari geopark yang berhasil dikelola," katanya.

Menurutnya, peningkatan pendapatan daerah itu, ditandai oleh penurunan jumlah kemiskinan dan peningkatan nilai ekonomi lainnya setelah Gunung Sewu dinyatakan sebagai geopark nasional dan UGG.

"Jumlah homestay juga meningkat di Gunung Batur UGG, di Rinjani UGG serta di Ciletuh-Pelabuhan Ratu UGG," katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan salah satu negara terkaya di dunia dalam hal budaya, dan keanekaragaman hayati. Dengan lebih dari 300 kelompok etnis atau suku yang diakui di Indonesia hidup berdampingan satu sama lain, dan lebih dari 700 bahasa.

"Negara kita juga terletak di tiga lempeng tektonik utama yang menghasilkan keanekaragaman geologis yang berharga," katanya.

Geopark adalah konsep komprehensif dan terintegrasi dalam pelestarian dan pemanfaatan warisan alam (baik geologis dan biologi) serta kekayaan budaya untuk pembangunan berkelanjutan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, yang memungkinkan dilakukan kolaborasi semua kebijakan tentang konservasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat.

"Geopark adalah solusi hebat dan alternatif untuk kebangkitan ekonomi bersama dengan pemberdayaan sosial," tambahnya.

Karena itu, kata Burhanuddin, pengembangan geopark di Indonesia berkontribusi untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia telah memiliki empat Kawasan Geopark Global UNESCO, yaitu Batur(didirikan pada 2012 dan disertifikasi pada 2017), Gunung Sewu  (didirikan pada 2015), Rinjani dan Ciletuh-Palabuhanratu  (didirikan pada 2018).

Ada juga 15 Geopark Nasional dan 110 warisan geologis yang memiliki potensi besar untuk menjadi geopark global.

Gubernur Nusa Tenggara Barat  Zulkieflimansyah mengatakan, pelaksanaan Asia Pacific Geopark Networks (APGN) tahun 2019 sangat berarti bagi masyarakat NTB, karena agenda ini akan menjadi catatan sejarah dan pendorong bagi daerah untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki pascagempa bumi tahun 2018.

Zulkieflimansyah mengatakan, masyarakat NTB telah dilanda bencana gempa bumi tahun 2018. Beberapa kali gempa besar dan ribuan kali gempa kecil. Namun dirinya memuji semangat masyarakat NTB yang terus berupaya bangkit pascagempa.

"Orang yang kuat adalah orang yang terjatuh tujuh kali, namun mampu bangkit delapan kali," katanya.

Berita lain tentang geopark, bisa Anda simak di Tempo.co.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus