Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Humas Polri, aktivitas terkini Gunung Marapi menyebabkan 18 pendaki terindikasi meninggal dunia imbas erupsi Gunung Marapi di Agam dan Tanah Datar, Sumbar di dua lokasi sekitar Gunung Marapi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakapolda Sumbar Brigjen Edi Mardiyanto menyampaikan, lokasi pertama sebanyak 10 orang terindikasi meninggal, sementara di lokasi kedua terdapat 8 orang.
“Evakuasi kita usahakan hari ini. Kita juga sudah menambah personel untuk melakukan evakuasi,” katanya.
Aktivitas Terbaru Gunung Marapi
Dilansir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Marapi memperlihatkan aktivitas vulkanik sejak awal 2023, terutama melalui serangkaian erupsi eksplosif yang berlangsung dari 7 Januari 2023 hingga 20 Februari 2023, dengan tinggi kolom erupsi antara 75-1000 meter dari puncak. Saat ini, Gunung Marapi berada pada Level II (WASPADA) sejak 3 Agustus 2011.
Pada 3 Desember 2023, terjadi erupsi eksplosif dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 3000 meter di atas puncak, dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur.
Perkembangan terakhir pada 3 Desember 2023 menunjukkan adanya erupsi eksplosif pada 14.54 WIB. Tinggi kolom abu mencapai sekitar 3000 meter di atas puncak, dengan kolom abu berwarna kelabu dan intensitas tebal condong ke arah timur.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik. Aliran piroklastik juga teramati bergerak ke arah utara dengan jarak luncur sejauh 3 km.
Karakteristik Aktivitas Gunung Marapi
Dikutip dari publikasi Rencana Kontinjensi Gunungapi Berbasis Informasi Geospasial, Endah Purwaningsih menjelaskan bahwa Gunung Marapi memiliki status waspada (Level II) dengan tingkat aktivitas tertinggi dibandingkan gunung api lain di Provinsi Sumatera Barat.
Wilayah yang tergolong rawan bencana letusan gunung api Marapi mencakup dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Wilayah rawan di Kabupaten Tanah Datar seluas 12.700 hektar, tersebar dalam 45 nagari dan berada pada 10 kecamatan. Kecamatan Sungai Tarab menjadi yang terluas terdampak letusan gunung api, mencakup seluas 3.302 hektar.
Publikasi tersebut juga merinci bahwa kawasan yang terkena dampak dari letusan gunung api Marapi terdiri dari 65 nagari di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Kawasan di Kabupaten Agam terdiri dari 20 nagari dengan total luas daerah yang terkena dampak bahaya letusan mencapai 6.606 hektar. Di Kabupaten Tanah Datar, dampak bahaya letusan melibatkan 45 nagari dengan total luas daerah terkena dampak mencapai 13.122 hektar.
Luas daerah yang terkena dampak tertinggi bahaya letusan gunung api Marapi berada di Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam, dengan luas daerah bahaya mencapai 1.822 hektar.
Hal ini disebabkan oleh posisi geografis Nagari Bukik Batabuah yang berada di lereng atas Gunung Marapi, sehingga zona jatuhan dan zona aliran lahar lebih tinggi.
Pilihan editor: Update Korban Erupsi Gunung Marapi, 18 Meninggal Dunia