Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satu hewan mungil atau plankton yang termasuk filum rotifera ditemukan masih hidup setelah 24 ribu tahun membeku dalam lapisan permafrost. Ini adalah hewan rotifera yang diketahui mampu bertahan hidup paling panjang yang pernah ditemukan dalam kondisi ekstrem dingin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Organisme sederhana seperti bakteri telah diketahui dapat bertahan dalam periode ribuan tahun dalam permafrost. Apa yang membuat termuan rotifera ini istimewa, Stas Malavin dari Pushchino Scientific Center for Biological Research RAS di Rusia mengatakan, "Ini adalah hewan multisel dengan sistem saraf dan otak dan yang lainnya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang juga dipublikasikan dalam Jurnal Current Biology edisi 7 Juni 2021, temuan ini memang bukan rekor baru karena cacing nematoda pernah ditemukan bertahan sepanjang 30 ribu tahun. Tapi, tetap, Malavin menambahkan, tidak ada jenis hewan rotifera lain yang diketahui bisa bertahan sepanjang ini.
Malavin dan timnya melakukan penggalian dan penelitian di permafrost dekat Sungai Alazeya di arah timur laut Siberia, Rusia, pada 2015. Mereka menemukan satu hewan rotifera, mirip cacing seukuran panjang kurang dari seperempat milimeter, yang aktif kembali ketika dihangatkan dan diberi makanan. Hewan itu bahkan masih mampu bereproduksi dengan cara kloning dirinya (partenogenesis).
Malavin dan timnya juga cukup yakin kalau temuannya itu adalah spesies baru Rotifera. Mereka mengurutkan genom hewan itu dan menemukannya paling mirip ke spesies Adineta vaga, namun mencakup pula karakter sejumah subspesies yang belum teridentifikasi.
Menggunakan teknik spektrometer massa akselerator, tim peneliti mendapati sisa bahan organik yang ditemukan bersama hewan rotifera itu telah berusia antara 23.960 dan 24.485 tahun. Mereka menduga, rotifera membeku ke dalam permafrost pada waktu yang sama dengan sisa bahan-bahan organik itu.
Sebagai tambahan dari risetnya, Malavin dan timnya membandingkan kemampuan hewan rotifera modern bertahan dalam lingkungan dingin ekstrem. Malavin dan timnya membekukan beberapa di antaranya pada suhu -15 derajat Celsius. Hasilnya, yang modern maupun keturunan dari hewan rotifera purba, keduanya sama-sama toleran terhadap pembekuan.
Malavin mengaku belum bisa menerangkan kemampuan itu. "Mekanismenya, saya boleh bilang, belum banyak diketahui," katanya.
Belum jelas juga berapa lama bangsa rotifer atau hewan lainnya bisa bertahan paling lama dalam permafrost. Menurut Malavin, itu bergantung kepada metabolisme apakah terhenti sepenuhnya atau hanya melambat secara ekstrem.
Jika terhenti sama sekali, hewan-hewan itu secara teoritis mampu bertahan jauh lebih panjang daripada 24 ribu tahun--hingga radiasi (background radiation) perlahan merusak DNA mereka. Tapi, jika metabolisme mereka hanya melambat, mereka akan membutuhkan sumber energi--makanan--untuk bisa terus bertahan dalam kondisi ekstrem dingin itu.
NEW SCIENTIST | CELL