Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Hari Kemerdekaan RI ke-76 diperingati secara unik oleh SMA Negeri 3 Kota Yogyakarta Selasa 17 Agustus 2021. Sekolah berjuluk Padmanaba dan gedungnya telah berusia sejak era penjajahan Jepang itu mengibarkan bendera secara serentak bersama siswa, guru dan para pekerja konstruksi gedung baru di sekolah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pengibaran bendera memperingati kemerdekaan ini kebetulan bertepatan dengan proses selesainya pemasangan genteng terakhir gedung laboratorium, jadi kami rayakan sekalian bersama para pekerja di atap gedung," ujar Ketua Panitia Pembangunan Grha Padmanaba SMA Negeri 3 Yogyakarta Triyanto, Selasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gedung laboratorium itu terdiri dari tujuh lantai dan memiliki tinggi 23 meter. Pengibaran bendera di atap dilakukan para pekerja bersamaan dengan proses topping off atau pemasangan genteng terakhir pusat laboratorium yang dinamai Grha Padmanaba tersebut. Sedangkan di saat bersamaan, para siswa dan guru mengibarkan bendera di bawah demi keamanan.
Triyanto mengatakan gedung laboratorium ini memang sudah tahap finishing atau akhir dan ditargetkan sudah selesai sepenuhya paling lambat Desember tahun ini. Berdiri di atas lahan seluas 1.200 meter persegi, bangunan tersebut berisi laboratorium untuk praktikum para siswa dilengkapi aula luas dan audio visual berkualitas mumpuni.
Triyanto membeberkan, SMA Negeri 3 Kota Yogyakarta merupakan salah satu sekolah tertua di Yogya yang tahun ini usianya menginjak 79 tahun atau tiga tahun lebih tua dari kemerdekaan Indonesia. Mulai 2020 lalu, sekolah baru mulai menambah bangunan baru gar para siswa lebih terdukung untuk menggelar berbagai praktikum hingga kegiatan ekstra lainnya.
"Biaya pembangunan bangunan ini berasal dari para alumni, juga donatur," kata Triyanto yang menyebut untuk membangun gedung itu menghabiskan biaya Rp 15 miliar.
Triyanto merinci laboratorium itu juga dilengkapi ruang kelas dengan konsep collaborative class, bukan lagi konvensional seperti kelas yang tata letak proses pembelajarannya umumnya siswa menghadap depan ke arah guru mengajar. "Ruang kelas mulai kami buat agar saat proses pembelajaran berlangsung model siswa duduk seperti huruf U jadi guru tidak berjarak lagi," kata dia.
Juru bicara SMA Negeri 3 Yogyakarta, Didik Purwaka, mengatakan adanya gedung laboratorium ini memang sudah lama dinantikan siswa dan guru. "Kelas di sini ada 21 kelas, sedangkan ruang yang tersedia di gedung lama juga hanya 21, jadi memang sangat membutuhkan ruang laboratorium terpadu seperti ini," kata Didik.
Didik memastikan eksistensi bangunan lama SMA Negeri 3 yang sudah berstatus kategori heritage atau warisan budaya Yogyakarta itu. "Bangunan cagar budaya SMA Negeri 3 sama sekali tidak diubah karena bangunan baru ini lokasinya terpisah hanya masih dalam satu komplek sekolah," kata Didik.