Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ilmuwan Temukan Fosil Tupai, Mirip Scrat di Film Ice Age

Fosil tupai yang hidup 230 juta tahun lalu sangat mirip dengan Scrat, tupai dari film Ice Age.

26 Agustus 2019 | 08.39 WIB

Fosil tupai berumur  230 juta tahun Pseudotherium argentines, yang ditemukan di Argentina dan bentuknya mirip Scrat, tokoh tupai di film animasi Ice  Age. (plosone)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Fosil tupai berumur 230 juta tahun Pseudotherium argentines, yang ditemukan di Argentina dan bentuknya mirip Scrat, tokoh tupai di film animasi Ice Age. (plosone)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Paleontologi baru-baru ini menemukan fosil hewan yang hidup 230 juta tahun yang lalu, dan sangat mirip dengan Scrat, tupai dari film Ice Age.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Fosil itu adalah spesimen pertama yang pernah ditemukan, dan ilmuwan menjulukinya Pseudotherium argentines (Theria palsu dari Argentina).

Tengkorak itu ditemukan oleh paleontolog yang dipimpin oleh Ricardo Martinez, peneliti dari Institut dan Museum Ilmu Pengetahuan Alam dari Universitas San Juan (IMCN). Dia menemukannya di situs Ischigualasto yang terkenal di Provinsi San Juan di Argentina barat laut).

Dia mencatat bahwa penampilan mamalia itu memang sangat mirip dengan Scrat. "Spesies baru ini memiliki moncong yang sangat panjang, rata, dan dangkal. Taringnya yang sangat panjang terletak hampir di ujung moncong, sehingga kemiripannya (dengan Scrat) luar biasa. Pada titik tertentu, saya berpikir untuk menyebutnya Scrat," kata Martinez, dilansir Greatlakesledger, akhir pekan lalu.

Bersama dengan Rachel Wallace dan Timothy Rowe dari Jackson School of Geosciences, University of Texas, Martinez mempelajari tengkorak mammaliamorph (kerabat mamalia) dan menerbitkan makalah mereka di Plos One.

Scrat periode Trias (periode skala waktu geologi antara kurang lebih 251 juta hingga 199,6 juta tahun yang lalu) itu ditemukan di sebelah sisa-sisa Panphagia protos, salah satu dinosaurus tertua, yang terkait dengan dinosaurus leher panjang (sauropodomorphs).

Martinez tidak hanya menemukan dua spesies berbeda di satu tempat, tapi tiga. Fosil ketiga adalah tulang paha dari kerabat dinosaurus lagerpetid pertama yang ditemukan di lokasi tersebut. Studi memberikan beberapa detail tentang Pseudotherium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat seekor tupai akan menyantap sebuah kacang di atas pohon, seekor tupai lainnya datang mengincar kacang tersebut. Dailymail.co.uk

Pseudotherium hidup di lingkungan yang lebih hangat daripada yang ada sekarang. Panjangnya sekitar 25 cm dan memakan binatang kecil seperti serangga, tapi jelas bukan biji-bijian.

Adapun taring panjang, menurut Martinez, kemungkinan digunakan sebagai cara untuk menarik perhatian betina, jika ini adalah tengkorak binatang jantan, atau sebagai cara untuk memaku dan menjebak mangsanya. Masalah dengan mempelajari lebih lanjut tentang hewan ini adalah hanya ada satu spesimen yang tersedia.

"Jika ada banyak individu untuk dianalisis, orang dapat melihat apakah ada variabilitas dan dapat berpikir bahwa jantan dan betina memiliki panjang taring yang berbeda," ujar Martinez.

Namun, peneliti Guillermo Rougier, Sebastian Apesteguía dan Leandro Gaetano menemukan sisa-sisa hewan yang mirip dengan yang digali oleh Martinez. Fosil Cronopio itu ditemukan di La Buitrera, sebuah situs di Río Negro.

Kali ini, ukurannya sekitar 10-15 cm dan diberi nama Cronopio dentiacus. Namun, analisis peneliti menunjukkan bahwa Pseudotherium argentinus, berusia 231 juta tahun, Cronopio berusia 95 juta tahun. Martinez menyimpulkan bahwa mempelajari kedua spesimen itu seolah-olah membangun kembali ikatan filogenetik Scrat.

Berita lain terkait penelitian fosil binatang purba, bisa Anda simak di Tempo.co.

GREATLAKESLEDGER | PLOS ONE


Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus