Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ilmuwan UI Temukan Penyebab Gigi Gingsul

Ilmuwan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) menemukan salah satu penyebab gigi gingsul.

16 Januari 2019 | 06.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gigi gingsul. thedentalroots.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) menemukan salah satu penyebab gigi gingsul. Riset disertasi yang ditulis Evy Eida Vitria berjudul "Analisis Genotip Gen Muscle Segment Homebox 1, Paired 9, dan Fenotip Diskrepansi Maksila Terhadap Terjadinya Impaksi Gigi Kaninus Rahang Atas" itu mengungkap gen khusus yang bertanggungjawab atas gigi gingsul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Orang awam biasanya melihat gigi gingsul ini biasa. Padahal itu bisa mempunyai efek pada pertumbuhan rahang gigi seseorang, apalagi kalau ginsulnya dicabut. Itu bermasalah sekali, menyebabkan lengkung rahangnya berubah, gigitannya berubah, dan sendi ototnya berubah," ujar Evy Eida, saat mempertahankan disertasinya di Kampus UI Salemba, pekan lalu.

Secara garis besar, riset Evy Eida membahas mengenai gen yang menyebabkan masalah impaksi gigi kaninus rahang atas atau gigi taring yang terpendam. Masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah gigi gingsul. Menurut dia, penyebab dari impaksi gigi rahang atas atau gigi gingsul tersebut bermacam-macam, antara lain faktor genetik, faktor lokal, dan faktor gizi.

Namun, faktor genetik diduga menjadi faktor utama yang mempengaruhi terjadinya impaksi gigi kaninus rahang atas. "Gen Muscle Segment Homeobox 1(Msx1) dan Paired 9 (Pax9) diduga menjadi penyebab dari gigi taring yang terpendam," ujar Evy Eida.

Dia menganalisis menggunakan metode sekuensing DNA dan bioinformatika. Hasilnya, hanya gen Pax9 yang menyebabkan terjadinya gingsul. Gen Pax9 tersebut memiliki hubungan dengan panjang lengkung gigi, panjang diagonal lengkung gigi, dan lebar lengkung rahang. "Sedangkan Gen Msx1 tidak terindetifikasi menyebabkan impaksi gigi kaninus rahang atas," ujarnya.

Seseorang yang memiliki gen Pax9, tutur Evy, mempunyai risiko 53 kali lebih besar mengalami gigi gingsul ketimbang orang yang tidak memiliki gen Pax9. Serta seseorang yang mempunyai panjang diagonal kurang dari 26mm memiliki risiko 14,9 kali lebih besar untuk terjadi impaksi gigi kaninus rahang atas daripada seseorang yang memiliki panjang diagonal lebih dari 26mm.

Simak artikel menarik lainnya seputar gigi gingsul hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus