Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Ini Alasan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Ingin Hilangkan Sistem Ranking Antar Kampus

Alih-alih memakai sistem ranking atau pemeringkatan, Mendiktisaintek menginginkan kampus mendata capaian atas target dan janji.

12 November 2024 | 20.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro berencana menghilangkan sistem ranking atau pemeringkatan kampus. Dia memilih mengubahnya menjadi ‘capaian’. Artinya, setiap kampus harus memiliki target yang harus dipenuhi, termasuk memenuhi janji-janji yang diucapkan dalam promosi di awal tahun ajaran baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya ingin setiap kampus punya keunikan. Kalau enggak unik, orang enggak mencarinya,” kata Satryo ketika diwawancarai Tempo di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Jakarta Selatan, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Satryo yang belum genap sebulan menjadi Mendiktisaintek, setiap instansi memiliki misi, cara kerja, dan sifat civitas academika yang berbeda. Kondisi ini dianggap tidak sesuai dengan sistem ranking yang seharusnya diberlakukan untuk barang yang sama.

“Ranking itu skornya sekian, ada hitungannya. Jumlah mahasiswa, guru besar, dan lain-lain, itu ada bobotnya,” tuturnya.

Sebagai contoh, Satryo mengaku tidak setuju ketika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Banten ingin menjadi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB). “Saya bilang jangan. Mengapa harus meniru ITB? Kampus harus dibuat unik.”

Selain soal keunikan institusi, Menteri Satryo mengatakan kampus juga harus menyelesaikan masalah obral gelar akademik atau jabatan guru besar. Menurut dia, penataan hal itu bukan kewenangan Kemendiktisaintek. Pemberian gelar guru kehormatan, khususnya honoris causa, diberikan oleh kampus, sementara pemerintah hanya memberikan tunjangan.

“Bapak rektor yang harus benahi dari dalam. Sekali kampus bikin seperti itu, namanya tercemar kan,” katanya dia. Wawancara dengan Satryo, baik soal lembaga riset hingga cerita soal dirinya yang diminta masuk ke Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, bisa dibaca dalam Laporan Premium Tempo: Menteri Pendidikan Tinggi: Kami Tak Mau Dikesankan Otoriter

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus