Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ini Spesifikasi Drone CH-4 yang Digunakan TNI AU

Drone CH-4 Rainbow yang dimiliki TNI Angkatan Udara adalah pesawat tempur tak berawak buatan Cina. Bisa terbang 14 jam dan membawa amunisi 349 kg

18 September 2019 | 05.45 WIB

Drone CH4 (militaryfactory.com)
Perbesar
Drone CH4 (militaryfactory.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Drone CH-4 Rainbow yang dimiliki TNI Angkatan Udara adalah pesawat tempur tak berawak (UCAV) asal Cina. Drone tempur ini disebut-sebut meniru UCAV Amerika Serikat, MQ-9 Reaper.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Keduanya sama-sama untuk melakukan serangan yang dipandu dan dirancang untuk menuju target dengan waktu tempuh sampai berjam-jam, bahkan CH-4 bisa menjalankan misi 14 jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eksterior kedua pesawat ini dikatakan sangat mirip dari ujung sampai ekor, posisi tiga roda permanen, sampai sayap, demikian dilansir laman Militaryfactory.

CH-4 adalah bagian dari rangkaian produk UAV seri Rainbow, yang mencakup CH-1, CH-2 dan CH-3. CH-4 saat ini dipasarkan dalam
dua bentuk berbeda: "CH-4A" yang akan digunakan terutama untuk
pengintaian dan "CH-4B" dilengkapi senjata untuk pengintaian dan serangan umum.

Seperti dalam desain Reaper, CH-4 mengandalkan badan pesawat ramping yang berisi peralatan optik, avionik, bahan bakar, dan mesin, yang menggerakkan baling-baling tiga bilah di bagian belakang badan pesawat. Pada moncong, diletakkan sensor dengan Infra-Red dan pengintai laser.

Drone ini bisa mengangkut dua rudal terpandu antitank serta bom  hingga 349 kg. Ada 4 sampai 6 tempat untuk menggantung bom dan rudal.

Sejumlah negara telah menggunakan CH-4, termasuk Mesir, Irak dan Arab Saudi. Militer Irak menggunakan CH-4 untuk melawan pasukan ISIS sementara Saudi telah mengerahkan beberapa armada mereka melawan pemberontak Houthi dalam perang yang sedang berlangsung.

CASC sedang dalam pembicaraan dengan Kerajaan Saudi untuk mengatur produksi lokal beberapa ratus CH-4 drone untuk negara kaya minyak itu.

CASC sedang mengembangkan CH-5, versi sedikit lebih maju dari CH-4. Drone itu  terbang pertama pada Agustus 2015. Produk ini
fitur spesifikasi kinerja yang ditingkatkan termasuk daya tahan dan ketinggian yang lebih besar.

Menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, TNI AU akan memperkuat dua skuadron dengan 6 pesawat drone CH-4 ini. Dalam latihan gabungan TNI "Dharma Yudha 2019" di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis, 12 September 2019, drone CH-4 melakukan aksi pengeboman yang dikendalikan dari Surabaya.

MILITARYFACTORY | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus