Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Jepang Uji Kemampuan Internet 6G, Unduh Data 20 Lipat Lebih Cepat Dibanding 5G

Konsorsium perusahaan telekomunikasi Jepang menguji internet 6G. Laju koneksinya diklaim jauh melampaui standar 5G saat ini.

10 Mei 2024 | 20.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Internet of Things. pinterest.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah konsorsium asal Jepang baru-baru ini meluncurkan purwarupa perangkat internet 6G berkecepatan tinggi pertama di dunia. Laju pengiriman data pada alat tersebut diklaim mencapai 100 gigabit per detik (Gbps) untuk jarak lebih dari 300 kaki atau hampir 92 meter. Hasil itu menandakan peningkatan 20 kali lipat dibanding kemampuan teknologi 5G.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Purwarupa internet 6G dikembangkan bersama oleh perusahaan telekomunikasi terkemuka Jepang, antara lain Docomo, Nippon Telegraph and Telephone (NTT) Corporation, NEC Corporation, serta Fujitsu. Dilansir dari ulasan Gizmochina pada 5 Mei 2024, kelompok korporasi itu mengumumkan bahwa 6G sukses menembus laju 100 Gbpas pada 11 April lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengujiannya memakai pita 100 gigahertz (GHz) di dalam ruangan, serta pita 300 GHz di luar ruangan. “Tes ini dilakukan pada jarak 328 kaki atau 100 meter,” kata perwakilan konsorsium Jepang tersebut.

Kendati hasil itu mengesankan, jangan berharap terlalu tinggi. Sistem internet 6G itu diuji dalam satu perangkat, bukan berupa jaringan yang layak secara komersial. Terlebih, teknologi jaringan juga mempunyai kelemahannya sendiri.

Teknologi 5G yang menjadi standar emas dalam hal konektivitas saat ini, secara teoritis, memiliki kecepatan maksimum 10 Gbps. Namun, pada praktiknya laju koneksi itu kerap kali lebih rendah. Rata-rata lajur 5G sekitar 200 megabit per detik (Mbps) untuk pengguna T-Mobile—salah satu jaringan nirkabel—di Amerika Serikat.

Salah satu alasan rendahnya kecepatan 5G adalah pita frekuensi yang lebih tinggi. Pita yang lebih tinggi memang sejalan dengan kecepatan koneksi, namun kelemahannya adalah jarak tempuh sinyal yang terbatas, sehingga mengurangi kekuatan penetrasinya.

Selangkah lebih jauh, teknologi 6G menggunakan pita frekuensi yang lebih tinggi dibanding 5G. Artinya, sulit bagi 6G untuk menerima frekuensi yang dibutuhkan untuk pengunduhan kilat. Konsorsium asal Jepang menguji 6G pada jarak lebih dari 100 meter. Faktor seperti tembok, bahkan hujan, sebenarnya dapat mengganggu sinyalnya secara signifikan.

Transisi dari 4G ke 5G sebelumnya berfokus pada peningkatan kapasitas data untuk aktivitas digital, mulai dari streaming video dan penelusuran informasi. Jaringan 6G ternyata membuka kemungkinan baru. Dengan peningkatan kecepatan, 6G memungkinkan hal tertentu, seperti komunikasi holografik real-time. Bisa juga untuk menampung teknologi immersive virtual dan mixed-reality

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus