Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, termasuk yang langsung bereaksi saat ramai kasus gagal ginjal akut misterius pada anak dihubungkan dengan parasetamol atau paracetamol. Dia meluruskan bahwa sepanjang kariernya sebagai seorang dokter, parasetamol yang murni tidak berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Parasetamol adalah obat populer penurun panas dan penghilang nyeri dalam sediaan sirup. “Sudah lebih 30 tahun saya menggunakan paracetamol untuk pasien-pasien dan obat ini aman untuk ginjal,” katanya lewat akun media sosial.
Dihubungi secara langsung pada Kamis, 20 Oktober 2022, Ari menegaskan bahwa penyebab utama dalam kasus gangguan ginjal akut misterius saat ini karena adanya kontaminasi etilen glikol bukan karena kandungan paracetamol. Itu seperti yang telah terkonfirmasi dalam kasus di Gambia yang sudah lebih dulu merebak sebelum di Indonesia.
Ia juga menjawab mengapa proses investigasi BPOM dan Kementerian Kesehatan dirasa memakan waktu, sementara dugaan korban gagal ginjal akut tersebut terus bertambah. Menurut profesor ilmu penyakit dalam ini, hal itu lantaran parasetamol merupakan obat yang umum diberikan, sehingga tidak ada kecurigaan.
Informasi dari Gambia kemudian dihubungkan dengan kasus di Indonesia dan menjadi awal kecurigaan terhadap kandungan pada sirup obat parasetamol. “Paracetamol itu obat yang umum diberikan tapi dengan berjalannya waktu dan juga adanya informasi dari Gambia dan dilihatlah apakah ini berhubungan dengan faktor paracetamol sirup dan memang terbukti mengenai hal tersebut,” kata Ari.
Berdasarkan tes yang dilakukannya, BPOM telah resmi mengumumkan 5 (lima) merek obat sirup yang menunjukkan adanya kandungan cemaran etilen glikol. Senyawa kimia yang biasa dipakai sebagai pelarut dan pemanis itu ditemukan melebihi ambang batas.
Baca juga: Peneliti Beberkan Studi yang Temukan Cemaran Paracetamol di Teluk Jakarta
Kendati demikian, BPOM tidak mau terburu-buru untuk menyimpulkan kelimanya penyebab gagal ginjal akut misterius pada lebih dari 200 anak yang telah terdata sejauh ini. Sebanyak 99 di antaranya meninggal.
“karena selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19,” bunyi keterangan BPOM.
ZAHRANI JATI HIDAYAH
Baca juga:
Gagal Ginjal Misterius Renggut Nyawa Bayi Emira dalam Seminggu, Ini yang Terjadi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.