Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paracetamol adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan atau meredakan nyeri intensitas ringan hingga sedang. Parasetamol dapat ditemukan di konter di apotek dan toko lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paracetamol dikonsumsi hanya untuk meringankan rasa sakit bukan mengobati penyebab penyakit. Biasanya, paracetamol dikonsumsi untuk sakit punggung, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri menstruasi, sakit gigi, dan sakit pilek atau flu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengacu healthdirect.gov.au, berbahaya untuk mengonsumsi lebih dari dosis paracetamol yang direkomendasikan. Dosis paracetamol yang disarankan untuk orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas adalah tidak lebih dari 1 gram setiap 4-6 jam sehingga total mengonsumsi 4 gram dalam satu hari.
Sementara itu, anak-anak berusia 1 bulan sampai 12 tahun memiliki dosis sebesar 15 miligram per kilogram setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Selain itu, paracetamol bagi anak berusia 1 bulan sampai 12 tahun tidak diberikan lebih dari 4 dosis dalam 24 jam.
Dilansir adf.org, secara umum, paracetamol memberikan efek samping berupa rasa kantuk, lelah, ruam, dan gatal-gatal. Biasanya, anak-anak akan mengalami gula darah rendah, tremor, dan merasa lapar, pingsan dan bingung usai mengonsumsi parasetamol.
Paracetamol tidak dapat diminum sembarangan. Selain dosis, paracetamol juga dikonsumsi dengan memperhatikan obat lain yang diminum pada waktu sama. Sebab, parasetamol tidak dapat dikonsumsi dengan obat lain yang mengandung paracetamol, yaitu:
- Kombinasi paracetamol atau ibuprofen
- Beberapa obat batuk dan pilek
- Obat-obatan yang diresepkan dokter.
Jika sudah mengonsumsi paracetamol dengan obat lain dalam waktu bersamaan, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Sebab, jika tidak segera ditangani, konsumsi obat sembarangan ini dapat meningkatkan risiko overdosis paracetamol. Bahkan, paracetamol yang dikonsumsi sembarangan juga dapat menybabkan gangguan hati dan menyebabkan kematian.
Berdasarkan ox.ac.uk, penggunaan paracetamol juga berhubungan dengan peningkatan angka serangan jantung, pendarahan perut, dan gagal ginjal. Parasetamol diketahui menyebabkan gagal hati dalam overdosis.
Bahkan, paracetamol juga menyebabkan gagal hati pada seseorang yang mengonsumsinya dalam dosis standar untuk menghilangkan rasa sakit. Meskipun risiko mengonsumsi paracetamol dengan dosis standar hanya dialami sekitar satu dari satu juta orang, tetapi tetap perlu waspada dan tidak digunakan berlebihan.
Tak hanya itu, paracetamol juga mengindikasi kecenderungan terhadap narkoba atau obat-obatan terlarang. Sebab, seseorang yang mengonsumsi paracetamol berlebihan dapat mengalami overdosis. Kondisi ini dapat membuat seseorang seperti mengonsumsi narkoba. Namun, penelitian lebih lanjut terkait kondisi ini perlu dilakukan.
Bahaya tersebut dapat dihindari, jika seseorang memperhatikan dosis dan penggunaan obat lain. Selain itu, terdapat pula beberapa hal yang dapat diperhatikan agar parasetamol dapat bekerja baik dan menghindari bahaya kesehatan. Adapun, beberapa kondisi yang tidak dapat dilakukan ketika mengonsumsi paracetamol adalah memiliki alergi terhadap parasetamol dan memiliki riwayat kesehatan, seperti penyakit hati, ginjal, minum alkohol berlebihan, dan berat badan terlalu kurus.
Pilihan Editor: Jangan Beri Anak Parasetamol Setelah Imunisasi, Ini Alasannya