Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ke Swasembada Tenaga Nuklir

Reaktor atom kartini di Barbasari, Yogya merupakan tempat latihan dan pendidikan tenaga sendiri. Beban riset dan latihan di prab dikurangi. Batan diminta mempersiapkan diri.

17 Maret 1979 | 00.00 WIB

Ke Swasembada Tenaga Nuklir
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SEMULA ia menumpang pada Universitas Gajah Mada. Dari situ melekat nama PPTA (Pusat Penelitian Tnaga Atom) GAMA. Dengan menempati gedung baru di Babarsari, Yogyakarta, nama itu masih bertahan. Tapi, ada lagi panggilan baru untuknya -- sekali ini, sejak 1 Maret, dari Presiden Soeharto: Reaktor Atom Kartini. Adanya reaktor itu, kata Presiden, merupakan suatu tonggak penting dalam sejarah perkembangan teknologi nuklir di Indonesia. Dalam teknologi nuklir ini Indonesia masih jauh ketinggalan dan kekurangan tenaga. Di Babarsari itu, tersedia fasilitas untuk latihan dan pendidikan tenaga sendiri. "Perlu ada swasembada tenaga sendiri," kata Direktur ir. Soeroto Ronodirdjo dari PPTA GAMA, berhubung ada rencana membangun Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Meningkat Proyek PLTN masih belum diketahui bila akan dimulai. Namun Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) sudah diminta mempersiapkan diri. Sekarang asalkan ada dana, proyek PLTN akan bisa segera dibangun. Dana itu mungkin bisa dipinjam besok. Tapi tenaga ahli, jika ingin swasembada, meminta waktu agak lama untuk menyediakannya. Riset dan latihan tadinya berlangsung di PRAB (Pusat Reaktor Atom Bandung). Dengan peningkatan dayanya dari 250 kwh menjadi 1000 kwh, reaktor Bandung itu mampu memproduksi isotop. Kebutuhan akan isotop -- antara lain untuk bidang kedokteran, pertanian, farmasi, industri dan lembaga penelitian -- di dalam negeri meningkat, sedang penyediaannya harus teramin. Dengan adanya reaktor Yogya, beban untuk melatih dan riset itu dikurangi dari PRAB. Untuk seterusnya, diharap kan PRAB lebih banyak bekerja sebagai produsen isotop. Namun ia, dengan 5 laboratoriumnya, tampak masih akan melanjutkan tugas penelitian dan pengembangan ilmu nuklir. Reaktor Yogya, dengan 4 laboratoriumnya, pada hakekatnya adalah reaktor riset yang memiliki daya 100 kwh. Ia juga akan bisa memproduksi isotop dalam tahun ini, tapi hanya untuk keperluan intern. Sebagian komponennya diambil dari Serpong, tempat tertimbunnya alatalat yang tadinya diperoleh dengan bantuan Uni Soviet. Proyek Serpong menja di terbengkalai setelah peristiwa G-30-S dan Uni Soviet menghentikan bantuannya. Di Serpong masih akan dibangun Reaktor Uji Material, agak berbeda dari proyek semula di situ. Reaktor Uji ini akan berfaedah pada saat Indonesia memasuki tahap manufacturing, pembikinan sendiri, di bidang otomotif. Perlengkapan otomotif ini meminta pengujian yang teliti. Dan jelas untuk Serpong itu juga diperlukan banyak tenaga ahli. BATAN mengusahakan 'produksi' tenaga ini dengan bekerjasama dengan tiga universitas UGM, ITB dan UI. Dari UGM, dididik mereka dari tingkat sarjana muda ke sarjana teknik nuklir. Dari ITB, sarjana ke pasca sarjana. Dari UI, sarjana muda ke sarjana teknik nuklir' Hasrat meningkatkan pendidikan tenaga ini, demikian Dirjen BATAN Prof. Baiquni, "mendorong" berdirinya reaktor Yogya itu. Ia direncanakan oleh tenaga-tenaga ahli Indonesia sendiri, yang juga mengawasi percobaan mcnjelang reaktor dapat bekerja. Tahun 1964, tahap percobaan di reaktor Bandung masih diawasi oleh para ahli asing dari Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus