IA gemar membantu anak-anak mengerjakan PR matematikanya. Ia pun
gemar berlayar di danau, naik sepeda, jalan kaki, dan
mengungkapkan ciptaan Mozart dengan gesekan biolanya. Ke
mana-mana ia hanya mengenakan celana potongan kombor dan kaos
tebal, sedang rambut putihnya tidak mengenal sisir, dan mulutnya
selalu menggenggam sebuan cangklong. Itulah Albert Einstein,
yang pekan ini hari kelahlrannya 100 tahun lalu diperingati
orang se-dunia.
Gambarannya mirip karikatur, namun Einstein jauh dari sebuah
gambar lelucon. Sebagai manusia sosial ia memiliki keyakinan,
membela kemanusiaan dan perdamaian. Sebagai manusia ilmu ia
tidak mengakui kesemrawutan dan konservatisme. Dalam hal ini ia
seorang revolusioner. Ia telah menggoncangkan sendi ilmu fisika
yang sudah lebih dari dua abad dibangun oleh Sir Isaac Newton.
Dengan teorinya ia mencanangkan abad nuklir dan untuk pertama
kali mengungkapkan persamaan antara enersi dan massa serta
merumuskan konsep yang sama sekali baru tentang ruang, waktu dan
gaya berat. Ia merombak pemikiran ilmiah dan filosofis.
Masa Kecil
Einstein dilahirkan di Ulm, Wurttemberg (sekarang di Jerman
Barat) 14 Maret 1879. Di masa kecilnya ia tidak menunjukkan
bakat luar biasa. Setelah berumur tiga tahun baru mulai
berbicara dan di sekolah pun tidak menonjol sebagai murid
tauladan. Pernah ayahnya minta pendapat gurunya tentang profesi
yang sebaiknya untuk Albert. Jawab gurunya: "Percuma, untuk
apapun ia tidak berbakat."
Setelah orang tuanya pindah ke Italia, ia melamar di Akademi
Politeknik di Zurich, namun gagal menempuh tes masuk, hanya
karena kurang dalam bahasa, ilmu hayat dan tumbuh-tumbuhan.
Setahun kemudian ia diterima, setelah mengulang di SLA. Namun,
karena sifatnya yang selalu membangkang terhadap disiplin, ia
dibenci oleh gurugurunya. Salah seorang profesornya pernah
menyebutnya sebagai "anjing malas.' Einstein masih berhasil
lulus tapi karena dibantu temannya yang rajin menyediakan
catatan kecil waktu ujian.
Setelah lulus dari Politeknik itu, ia terpaksa bekerja di kantor
pencatat paten, sementara menerima kewarganegaraan Swiss. Di
sini banyak peluang baginya berpikir. Hasilnya ternyata banyak.
Tahun 1905, teori pertamanya dari rangkaian teori yang
menggemparkan dunia ilmu waktu itu, dimuat oleh majalah fisika
terkenal, Annalen der Physik, terbitan Jerman. Akibatnya, ia
mendapat pengakuan dunia akademis. Datanglah berbagai tawaran
untuk mengajar di bekas sekolahnya di Zurich, di Praha dan
akhirnya di Berlin. Di sinl ia sempat menyusun teori
relativitasnya yang tersohor, yang kemudian di tahun 1916 dimuat
majalah Annalen der Physk.
Di dalam teori ini, yang titik beratnya membahas gaya berat,
Einstein mengemukakan antara lain bahwa cahaya mempunyai massa,
karenanya sinarnya akan dipengaruhi arahnya bila meliwati
sebuah henda. "Hal ini bisa dibuktikan benar (atau salahnya)
bilamana ada gerhana matahari," kata Einstein. Bila sinar
matahari tertutup karena gerhana, sinar bintang yang ada di
belakangnya dapat terlihat dan posisi bintang itu bisa diukur.
Einstein meramalkan bahwa akan terdapat angka selisih dengan
posisi sebenarnya. Ia bahkan memperhitungkan angka itu sebesar
1,75 detik.
Ketika dalam tahun 1919 terjadi gerhana matahari, sebuah
ekspedisi yang diutus oleh Royal Academy of Science dan
dipimpin oleh sarjana astronomi Arthur Eddington bertolak ke
pulau Principe di lepas pantai barat Afrika. Eddington menemukan
selisih angka sebesar 1,6 detik -- berbeda hanya beberapa
peratus detik dari angka yang diramalkan Einstein. Dengan
demikian teorinya terbukti benar. Mendadak Einstein tersohor,
sesuatu yang tidak terlalu disenanginya, karena menyebabkan ia
terpaksa sering meninggalkan pekerjaannya.
Dua tahun kemudian ia menerima hadiah Nobel berdasarkan
pembahasannya dalam teori tentang efek foto-elektrik. Di situ,
Einstein pun menyesal, karena orang melupakan teori
relativitasnya dalam pengantar hadiah itu.
Anti-Nazi
Sementara itu ia terlibat dalam kegiatan membela hak-hak manusia
dan asas perdamaian. Bahkan forum akademis, yang ia hadiri dalam
berbagai undangan, dipergunakannya untuk mengumandangkan
keyakinannya yang tidak selalu berkenan di telinga para pengatur
dunia. Terutama di negerinya sendiri ia mulai dikecam dan
dihina.
Tahun 1933, ketika berada di Amerika Serikat memenuhi sebuah
undangan, ia memutuskan untuk menetap di Amerika. Hitler yang
sedang memegang tampuk pimpinan di Jerman menyebabkan Einstein
tidak ingin kembali ke tempat kelahirannya. Ia menerima tawaran
dari Universitas Princeton untuk mengajar. Sampai meninggal uhun
1955 dalam usia 76, Einstein bekerja di Princeton itu. Sekalipun
di tahun 1940 ia disumpah sebagai warganegara Amerika, ia tetap
menganggap dirinya sebagai seorang Eropa.
Sedikit sekali sarjana pada mulanya yang mengerti sepenuhnya
akan makna dari teori relativitas yang -- bertentangan dengan
hukum fisika Newton menganggap bahwa ruang dan waktu adalah
faktor yang relatif, dan bisa berubah-ubah dibandingkan dengan
faktor yang mutlak konstan, ialah kecepatan cahaya. Kini
perkembangan teknologi membuktikan kebenaran teori Einstein.
Kalangan ilmiawan sedunia makin menyadari betapa besar peranan
Einstein dalam memperbaharui konsep pokok ilmu fisika.
Berbagai negara Eropa, Amerika Serikat, Uni Soviet, Australia
dan RRC mengadakan kegiatan 100 tahun Einstein dengan ceramah,
pameran, penerbitan buku dan menerbitkan perangko. Khusus di
Amerika diadakan pameran keliling yang berlangsung selama
setahun, pemutaran beberapa film serial di TV, dan peresmian
patungnya, karya Robert Berks. Patung perunggu ini tingginya
hampir 4 meter dan ditempatkan di Washington DC. Sebuah satelit
pengamat bintang diberi nama Einstein observatory.
Juga Jerman Barat, negeri kelahiran Einstein sibuk. Namun
Presiden Walter Scheel di depan sekumpulan sarjana mengatakan,
"mungkin Einstein tidak menyetujui bila namanya dikaitkan dengan
peringatan yang kita lakukan di sini. Mengapa para cendekiawan
kita ketika itu (zaman Nazi), terkecuali beberapa orang,
seakan-akan buta terhadap umpatan buruk yang menguasai negeri
ini? Mengapa pengejaran dan penghinaan terhadap Einstein tidak
membuka mata para sarjana, universitas dan mahasiswa, sehingga
menentang rezim Nazi?"
Penyesalan
Jerman Timur dalam peringatan 100 tahun ini memugar kembali
tempat istirahat Einstein di dekat Berlin.
Di Indonesia Einstein juga diperingati tapi secara kecil-kecilan
saja, dengan sebuah pertemuan oleh Himpunan Fisika Jakarta.
Mengapa tidak diperingati secara nasional? "Macet soal biaya,"
jawab Dr. Parangtopo, ketua jurusan Fisika FIPIA UI. "Tetapi
saya dengar Dr. Silaban dari Fisika ITB merencanakan juga
peringatan tersebut," tambahnya. Menurut Parangtopo, kegunaan
langsung dari ilmu Einstein ini terwujud dalam berbagai aplikasi
teknologi modern yang kita nikmati sekarang ini.
Ilmu nuklir yang dipergunakan sekarang menemukan perkembangan
teoretisnya dalam rumusan Einstein yang tersohor E = mc2, yang
menyatakan bahwa dalam segumpalan kecil materi terkandung enersi
yang maha dahsyat. Einstein masih mengalami pembuktian tragis
perumusannya itu, ketika Presiden Truman memerintahkan untuk
meledakkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menjelang perang
dunia kedua berakhir.
Kejadian itu menyedihkannya sekali. Ia ikut menganjurkan
Presiden Roosevelt supaya mengimbangi usaha Nazi Jerman membuat
bom atom. Kemudian dia menyesal dan berkata: "Jika saya
mengetahui orang-orang Jerman tidak akan berhasil dalam membuat
bom atom, saya tak akan berbuat apa-apa untuk bom itu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini