Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kecerdasan intelektual atau intelligence quotient (IQ) menjadi perbincangan hari-hari ini lantaran seorang pria asal Korea Selatan, Kim Young Hoon, belum lama ini dinobatkan sebagai orang dengan IQ tertinggi dalam sejarah. Pria berusia 35 tahun itu mendapatkan skor 276 di World Memory Championship.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dewan Olahraga Pikiran Dunia dengan ini mengakui YoungHoon Kim dari Korea Selatan sebagai orang dengan IQ tertinggi di dunia dan mengucapkan selamat kepadanya,” kata penyelenggara acara, seperti dikutip dari The Korea Herald, 18 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arti IQ
Secara gamblang, istilah ini diartikan sebagai tolok ukur kemampuan seseorang atau kelompok dalam penalaran. Tes IQ dimaksudkan untuk mengukur seberapa baik seseorang dapat menggunakan informasi dan logika untuk menjawab pertanyaan atau membuat prediksi.
Dilansir dari Britannica, IQ awalnya dihitung dengan mengambil perbandingan usia mental dengan usia kronologis (fisik) dan dikalikan dengan 100. Jadi, jika seorang anak berusia 10 tahun memiliki usia mental 12 (yaitu dilakukan tes pada tingkat rata-rata berusia 12 tahun), anak tersebut diberi IQ 12/10 × 100 atau 120.
Jika anak berusia 10 tahun memiliki usia mental 8, IQ anak tersebut adalah 8/10 × 100 atau 80. Berdasarkan perhitungan ini, skor 100—yang mana usia mental sama dengan usia kronologis—adalah nilai rata-rata. Beberapa tes terus melibatkan penghitungan usia mental.
Dilansir dari One Central Health, menurut penyedia layanan kesehatan anak di bawah naungan National Disability Insurance Scheme (NDIS), tes kecerdasan intelektual yang sebenarnya adalah penilaian terstruktur, diteliti, dan klinis dengan dukungan psikologis dan dilakukan oleh seorang profesional terlatih.
Berbeda dengan ‘tes kognitif’ online yang hanya untuk menarik perhatian, melakukan tes IQ, termasuk untuk anak-anak, ternyata memerlukan alasan yang nyata dan valid. Seorang psikolog tidak mungkin melakukan tes hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu Anda.
Kegunaan tes IQ
Menurut One Central Health, tes IQ dapat diberikan dan digunakan karena sejumlah alasan. Alasan paling umum biasanya dilakukan oleh orang tua yang ingin mengetahui IQ anaknya untuk ‘mendiagnosis’ prestasi sekolah yang buruk. “Bagi orang dewasa, alasan paling umum menginginkan tes kecerdasan adalah untuk bimbingan karir atau untuk menentukan kesesuaian pekerjaan,” tulis One Central Health.
Cara mengukur IQ
Tes IQ lazimnya dilakukan dengan mengukur memori jangka pendek dan jangka panjang seseorang. Hal ini juga mengukur seberapa baik individu dapat memecahkan teka-teki atau mengingat informasi yang mereka dengar, serta seberapa cepat mereka dapat menyelesaikan aktivitas tersebut.
Berikut beberapa ragam tes IQ:
1. Skala Kecerdasan Stanford-Binet (SB)
Tes Stanford-Binet, merujuk American Psychological Association (APA), merupakan penilaian standar kecerdasan dan kemampuan kognitif untuk orang berusia dua tahun hingga 89 tahun. Tes ini mencakup masing lima subtes, yaitu verbal dan nonverbal.
2. The Wechsler Intelligence Scale for Children – Revised (WISC – R)
Merujuk publikasi ilmiah berjudul Tes Intelegensi dan Pemanfaatannya dalam Dunia Pendidikan, revisi skala WISC atau WISC-R muncul pada 1974 untuk anak-anak usia enam tahun hingga 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12 subtes, antara lain skala verbal dan performa.
3. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
WAIS bersifat individu dan termasuk tes populer karena sering digunakan di dunia. WAIS memiliki 11 subtes, yaitu enam skala pengukuran keterampilan verbal dan lima skala keterampilan tindakan.
4. Standard Progressive Matrices (SPM)
SPM bisa diterapkan secara individu maupun kelompok. SPM adalah tes yang bersifat nonverbal sehingga soal diberikan tidak dalam tulisan atau bacaan, melainkan gambar yang dikerjakan secara lisan.
Sebagai catatan, IQ yang rendah bukan berarti seseorang tidak mampu memiliki kehidupan yang berkualitas, sukses, dan sebaliknya. Kebanyakan orang mempunyai kapasitas untuk belajar, berapa pun skor kecerdasan intelektualnya. Namun, ada pula yang mampu belajar lebih cepat atau lebih mudah dibandingkan yang lain.
AMELIA RAHIMA SARI | BRITANNICA | ONE CENTRAL HEALTH
Pilihan Editor: Inilah 10 Daftar Negara dengan IQ Tertinggi di Dunia