Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lengan prostesis atau tiruan yang aktif karya riset tim Karla Bionics dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kini sedang diproduksi. Bahannya tidak lagi menggunakan paralon PVC seperti pada purwarupa, namun diganti dengan aluminium. Biaya produksi lengan itu berasal dari donasi yang dikumpulkan Lembaga Amil Zakat Rumah Amal Salman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim Karla Bionics ITB terdiri dari Chief Executive Officer Wildan Trusaji sebagai pendiri bersama Syaiful Hammam yang menjadi Design Executive Officer. Kemudian Chief Technology Officer Andy Lucky, Chief Marketing Officer Alya Hanun, dan Khoirun Mumpuni, Head of Strategy & Programmes. Selain itu ada kolaborator difabel, Yayat Supriatna, yang ikut terlibat sejak awal riset pada 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Wildan, produksi lengan prostesis yang bisa bergerak atau aktif itu bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Bandung yang punya sertifikasi pembuatan alat kesehatan. Jumlah produksi awalnya sebanyak 10 unit yang akan dibagikan secara gratis bagi para calon penerima yang telah didaftar. “Harganya sekarang di Rp 9,9 juta, tapi nanti bisa berubah,” kata Wildan, Selasa, 8 November 2022.
Rencananya separuh dari produksi dibuat secara generik dengan tiga jenis ukuran, yaitu S, M, dan L, serta dibedakan untuk tangan kanan dan kiri. Kemudian lima tangan tiruan lainnya merupakan pesanan khusus yang menyesuaikan kondisi calon pengguna, seorang di antaranya anak-anak. Jenis lengan prostesis yang dibuat itu berpenggerak manual dari tenaga tubuh atau body powered.
Gerakan tangan tiruan itu, menurut Wildan, berasal dari tarikan tangan yang tidak diamputasi lewat semacam sabuk yang terhubung lewat punggung, atau juga bisa oleh dorongan tangan pemakai lengan buatan sendiri. Lengan prostesis Karla Bionics dikhususkan bagi difabel atau tuna daksa yang diamputasi dari bagian siku tangan ke bawah.
Dari hasil uji coba purwarupa, lengan prostesis aktif itu bisa digunakan pada lengan kiri, juga kedua tangan yang diamputasi dari bagian siku tangan ke bawah. Wildan mengatakan tangan tiruan itu bisa bergerak di bagian siku, pergelangan tangan, dan bagian jemari. Kebaruan bahannya dari purwarupa yang memakai paralon PVC, kini memakai aluminium. Penggantian material itu untuk memudahkan dan mempercepat proses produksi.
Tim Karla Bionics berharap lengan prostesis itu bisa mengikis masalah difabel seperti malu, tidak percaya diri, menghadapi stigma masyarakat, hingga sanggup bangkit dan beraktivitas secara mandiri.
Selain model manual, tim juga mengembangkan lengan Karla Bionics jenis elektronik yang bernuansa robotik. Namun sejauh ini, menurut Wildan, tim masih ragu apakah pengguna mau memakainya. “Pasti akan lebih berat tangannya karena pakai baterai,” ujarnya. Jika tidak di tangan, penempatan baterai di tas kecil misalnya, diduga bakal merepotkan pengguna.
Prinsip teknologi lengan robotik itu, menurut Wildan, sudah dikuasai. Namun begitu, ada beberapa standar, seperti keamanan, yang membuat jalan riset masih panjang. Lengan Karla Bionics elektronik, misalnya, harus aman dari api juga air.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.