Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Washington DC - Para ilmuwan telah menemukan black hole (lubang hitam) supermasif tertua yang pernah ditemukan. Lubang hitam ini adalah raksasa yang tumbuh hingga 800 juta kali massa matahari ketika usia alam semesta baru 5 persen dari usia saat ini.
Baca: Gelombang Gravitasi Terdeteksi, Sifat Lubang Hitam Bisa Diungkap?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti mengatakan lubang hitam raksasa yang baru ditemukan ini, yang terbentuk 690 juta tahun setelah Big Bang, suatu hari nanti bisa membantu menjelaskan sejumlah misteri kosmis, seperti bagaimana lubang hitam bisa mencapai ukuran raksasa dengan cepat setelah Big Bang dan bagaimana alam semesta dibersihkan dari kabut suram yang pernah memenuhi seluruh kosmos.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lubang hitam supermasif dengan massa jutaan sampai miliaran kali matahari diperkirakan mengintai di pusat galaksi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa raksasa ini melepaskan sejumlah besar cahaya yang luar biasa saat mereka merobek bintang dan melahap materi, dan kemungkinan merupakan kekuatan pendorong di balik quasar, yang merupakan objek terang di alam semesta.
Para astronom dapat mendeteksi quasar dari sudut terjauh kosmos, sehingga membuat quasar di antara objek paling jauh yang diketahui.
Catatan sebelumnya untuk quasar paling awal dan paling jauh dicatat oleh ULAS J1120 + 0641. Quasar tersebut terletak 13,04 miliar tahun cahaya dari Bumi dan ada sekitar 750 juta tahun setelah Big Bang. Quasar yang baru ditemukan (dan lubang hitamnya) ini, yang diberi nama ULAS J1342 + 0928, berjarak 13,1 miliar tahun cahaya.
Menjelaskan bagaimana lubang hitam bisa menelan cukup banyak materi untuk mencapai ukuran supermasif di awal sejarah kosmik telah terbukti sangat menantang bagi para ilmuwan. Peneliti ingin melihat sebanyak mungkin lubang hitam supermasif awal untuk mempelajari lebih lanjut tentang pertumbuhan dan pengaruhnya terhadap sisa kosmos.
"Quasar yang paling jauh dapat memberikan wawasan penting untuk pertanyaan yang luar biasa dalam astrofisika," kata penulis utama studi Eduardo Banados, seorang ahli astrofisika di Carnegie Institution for Science.
Para periset memperkirakan bahwa hanya 20 sampai 100 quasar seterang dan sejauh quasar yang baru ditemukan ini ada di langit yang terlihat dari Bumi.
"Quasar ini sangat terang sehingga akan menjadi tambang emas untuk studi lanjutan dan akan menjadi laboratorium penting untuk mempelajari alam semesta awal," kata Banados kepada Space.com. "Kami telah melakukan pengamatan terhadap objek ini dengan sejumlah teleskop paling kuat di dunia. Kejutan lainnya mungkin akan terjadi."
Simak berita tentang lubang hitam di tempo.co.
SPACE | USA TODAY