Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mahasiswa ITS Ciptakan Kapal Pencari Korban Kecelakaan Laut

Mahasiswa ITS menciptakan kapal autonomous pencari korban kecelakaan laut berbasis computer vision.

5 Desember 2021 | 09.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). (http://its.ac.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan kapal autonomous pencari korban kecelakaan laut berbasis computer vision. Inovasi yang diberi nama YOLO-Boat ini dirancang untuk membantu tim SAR ketika melakukan proses penyelamatan korban kecelakaan laut agar terhindar dari faktor-faktor yang membahayakan seperti cuaca.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Alat ini dirancang untuk dapat bekerja mandiri dalam mendeteksi korban, sehingga mampu meminimalisasi risiko bahaya pada proses penyelamatan,” kata ketua tim perancang YOLO-Boat, Andreas Raja Goklas Sitorus, seperti dikutip Tempo dari laman its.ac.id, Kamis, 1 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YOLO-Boat, yang merupakan akronim dari You Only Live Once, dipilih dengan tujuan agar kapal ini dapat menjadi harapan bagi para korban. Agar dapat menjalankan perannya dengan maksimal, YOLO-Boat dibekali dengan beberapa teknologi.

Sistem pendorong YOLO-Boat menggunakan sistem propulsi azimuth yang dapat meningkatkan kapabilitas kapal dalam bermanuver di perairan. Selain itu, dalam operasionalnya, YOLO-Boat menggunakan Robot Operating System (ROS) sebagai kerangka kerja utama.

YOLO-Boat juga dilengkapi dengan berbagai sensor dan teknologi seperti Computer Vision yang berfungsi untuk memberikan data lokasi dan orientasi yang nantinya digunakan dalam kerja-kerja penyelamatan. “Pada operasionalnya, computer vision inilah yang mengidentifikasi dan memungkinkan YOLO-Boat untuk datang mengamankan korban,” katanya.

Di lapangan, YOLO-Boat dapat mengidentifikasi korban meskipun bagian tubuh korban yang terlihat hanya wajahnya saja. YOLO-Boat juga mampu bertahan selama 44 menit dengan jarak tempuh maksimal sejauh 6.780 meter.

Karena jarak tempuhnya yang masih terbatas, YOLO-Boat harus dibawa terlebih dahulu dengan kapal penyelamat konvensional ke sekitar lokasi kecelakaan. Setelah itu, YOLO-Boat baru dapat dilepaskan untuk kemudian mencari korban kecelakaan. Apabila korban kecelakaan terdeteksi, YOLO-Boat akan memberikan pelampung kepada korban.

Setelah korban berhasil ditemukan dan diberi pelampung, YOLO-Boat akan mengirimkan sinyal kepada kapal penyelamat konvensional agar menghampiri lokasi korban kecelakaan yang berhasil ditemukan. “Idealnya akan dibutuhkan banyak YOLO-Boat yang bekerja sama untuk meningkatkan efektivitas penyelamatan korban,” ujarnya.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus