Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mahasiswa Pertanian UMM Buat Antibakteri Daging Ayam dari Daun Belimbing Wuluh

Daun belimbing wuluh mengandung banyak flavonoid, yakni kelompok senyawa bioaktif yang banyak ditemukan pada bahan makanan dari tumbuhan.

9 Oktober 2021 | 12.45 WIB

Daun dan buah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi) difoto pada Senin, 4 Oktober 2021. Daun belimbing wuluh diteliti tim mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai antibakteri yang dapat menyingkirkan zat berbahaya salmonela sehingga daging ayam lebih sehat dan segar untuk dikonsumsi. Kredit: TEMPO/Abdi Purmono
Perbesar
Daun dan buah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi) difoto pada Senin, 4 Oktober 2021. Daun belimbing wuluh diteliti tim mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai antibakteri yang dapat menyingkirkan zat berbahaya salmonela sehingga daging ayam lebih sehat dan segar untuk dikonsumsi. Kredit: TEMPO/Abdi Purmono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Malang - Empat mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan antibakteri untuk menjaga kesehatan dan kesegaran daging ayam dari ekstrak daun belimbing wuluh atau Averrhoa bilimbi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Empat sekawan itu--Hanifa Adina (ketua tim), Keiko Maryati Putri, Nadhifatul Reina, dan Nadya Sinta--membuat riset pemanfaatan daun belimbing wuluh sebagai antibakteri melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang berjudul “Ekstrak Daun Belimbing Wuluh sebagai Antibakteri terhadap Samonella typhi pada Daging Ayam Segar”, dengan dibimbing dosen Devi Dwi Siskawardani. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tujuan utama kami membuat riset ini untuk menghambat pertumbuhan Salmonella typhi yang merupakan bakteri yang membahayakan tubuh pada daging ayam segar,” kata Hanifa kepada Tempo, Sabtu pagi, 9 Oktober 2021.   

Menurut Hanifa, sebagian besar ayam yang ada di pasar dan rumah potong masih mengandung zat salmonela. Tentu salmonela membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsi daging ayam. Makanya, salmonela harus dibuang dulu agar kesehatan dan kesegaran daging ayam terjaga. 

Daun belimbing wuluh dipilih karena mengandung banyak flavonoid, yakni kelompok senyawa bioaktif yang banyak ditemukan pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Flavonoid terkandung di hampir semua buah dan sayuran dengan kadar berbeda. 

Flavonoid serupa dengan antioksidan, yang mempunyai beragam manfaat untuk tubuh manusia, seperti dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas. Senyawa ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia berkat sifat antiperadangan dan kemampuannya meningkatkan kekebalan tubuh. Suplemen flavonoid juga diduga bisa mengurangi risiko kanker, hipertensi, dan diabetes. 

Hanifa dan kawan-kawan mendapati kandungan flavonoid dalam daun belimbing wuluh mencapai 20,88 mgQE/g (miligram quercetin ekuivalen/gram), berkadar lebih tinggi dari daun-daunan lain. “Kadar tinggi flavonoid jadi sumber antibakteri yang berfungsi menangkal zat salmonela pada daging ayam,” ujar Hanifa, mahasiswa semester 7. 

Hanifah dan kawan-kawan membutuhkan waktu tiga-empat minggu untuk membuat antibakteri. Pembuatannya melalui proses ekstraksi. Diawali dengan memotong-motong daun belimbing wuluh, dikeringkan, dan kemudian dihancurkan sampai halus. 

Setelah itu, ditambahkan pelarut etanol dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental daun belimbing wuluh. Cairan pati kental inilah yang digunakan sebagai antibakteri. “Kita cukup merendam daging alam dalam larutan antibakteri itu selama 45 menit,” ujar Hanifa, mahasiswa asal Kabupaten Tulungagung. 

Dari hasil pengujian berikutnya, diperoleh hasil positif bahwa cemaran salmonela nihil, serta fisik dan kimia daging ayam tidak rusak sehingga daging ayam aman untuk diolah.   

Hanifa dan kawan-kawan berharap penelitian mereka bisa menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi masyarakat. Mereka pun berharap suatu saat larutan antibakteri buatan mereka bisa dipatenkan agar bisa dipasarkan secara komersial. 

Baca:
Mahasiswa UMM Rancang Radar Detektor Kapal Pencuri Ikan

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus