Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mengapa Bintang Bersinar?

Bintang adalah salah satu benda langit yang penting dalam susunan kosmik. Lantas, mengapa bintang bersinar?

11 Oktober 2023 | 09.45 WIB

Ilustrasi bintang super raksasa merah yang bertransisi menjadi supernova Tipe II. (Observatorium W. M. Keck/Adam Makarenko)
Perbesar
Ilustrasi bintang super raksasa merah yang bertransisi menjadi supernova Tipe II. (Observatorium W. M. Keck/Adam Makarenko)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bintang merupakan benda langit yang indah jika bersinar dan dilihat pada malam hari. Tapi, apakah Anda pernah bertanya mengapa bintang bersinar?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari Universe Today, semua bintang, termasuk matahari, adalah bola-bola panas dari plasma yang bersinar yang dijaga bersama oleh daya tarik gravitasi mereka sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gravitasi bintang sangat kuat. Bintang-bintang secara terus-menerus mengalami pemampatan ke dalam. Akibat gesekan gravitasi ini, bagian dalamnya menjadi semakin panas. Misalnya, suhu permukaan Matahari sekitar 5.800 Kelvin, tetapi di intinya, suhunya bisa mencapai 15 juta Kelvin.

Tekanan dan suhu yang sangat tinggi di pusat sebuah bintang memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir di sana. Hal tersebut adalah tempat untuk atom-atom hidrogen bergabung dan berubah menjadi atom helium melalui beberapa proses.

Proses ini menghasilkan jumlah energi yang sangat besar dalam bentuk sinar gamma. Sinar gamma ini terperangkap dalam bintang dan mereka memberikan tekanan ke luar yang melawan gaya tarik gravitasi bintang tersebut. Itulah mengapa bintang-bintang tetap pada ukurannya dan tidak mengalami penyusutan.

Sinar gamma bergerak dalam bintang dan terus berusaha untuk keluar. Mereka akan diserap oleh satu atom lalu dipancarkan kembali. Kejadian tersebut bisa terjadi berulang kali dalam satu detik. Selain itu, satu foton dapat memakan waktu 100.000 tahun untuk mencapai permukaan bintang dari pusatnya.

Setelah mencapai permukaan, foton-foton tersebut telah mengurangi sejumlah energinya sehingga berubah menjadi foton cahaya yang dapat terlihat, bukan lagi foton sinar gamma seperti pada awalnya. Foton-foton ini kemudian menjauhi permukaan Matahari dan bergerak secara lurus ke arah ruang angkasa. Mereka dapat terus bergerak tanpa batas jika tidak bertabrakan dengan objek lain.

Dilansir dari Learning Astronomy, pada matahari, inti matahari mengalami perubahan hidrogen menjadi helium. Proses perubahan ini disebut sebagai urutan utama. Proses tersebut merupakan langkah pertama yang terjadi di dalam setiap bintang. Sebenarnya, dalam proses ini terjadi kelebihan energi sesuai dengan persamaan E=mc2.

Hal ini terjadi karena massa hidrogen yang bergabung lebih besar daripada massa akhir produknya, yaitu helium. Karena itu, massa diubah menjadi bentuk energi dan energi tersebut merupakan radiasi elektromagnetik berwujud cahaya yang terpancar dari matahari.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus