Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Mengapa Gigitan Semut Bisa Bikin Gatal?

Gigitan semut menimbulkan gatal karena tubuh merespons zat kimia yang disuntikkan semut sebagai ancaman.

13 November 2024 | 06.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di seluruh dunia, ada lebih dari 12.000 spesies semut yang hidup dalam koloni, mirip seperti lebah. Sebagian besar spesies semut tidak membahayakan manusia, meski ada beberapa yang mempertahankan diri dengan menggigit atau menyengat ketika merasa terancam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gigitan semut mungkin tampak sepele, tetapi sering kali menimbulkan rasa gatal yang tak tertahankan, bahkan bisa membengkak di area yang tergigit. Mengapa gigitan semut bisa bikin kulit kita gatal? Ternyata ada penjelasan ilmiah di balik reaksi tubuh kita terhadap gigitan kecil ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab gigitan semut gatal

Dilansir dari My.clevelandclinic.org, ketika semut menggigit, mereka menggunakan penjepit di rahang untuk mencengkeram kulit, sambil melepaskan zat kimia bernama asam format. Asam ini, bersama dengan gigitan dari rahang semut, bisa menyebabkan kulit menjadi gatal atau teriritasi.

Pada beberapa orang yang alergi terhadap asam format, gigitan semut ini dapat memicu reaksi yang lebih parah, bahkan sampai ke area di luar lokasi gigitan. Selain itu, beberapa jenis semut juga menyengat dengan menyuntikkan racun ke dalam kulit. Tubuh bereaksi terhadap racun ini dengan gejala seperti rasa nyeri yang menusuk atau peradangan pada area yang tersengat.

Gigitan semut sebenarnya sering kali lebih menyerupai sengatan yang terasa seperti cubitan. Sengatan ini bisa menimbulkan bintik-bintik kecil yang terasa gatal atau nyeri pada kulit. Pada beberapa kasus, gigitan atau sengatan semut dapat menyebabkan reaksi alergi, tergantung sensitivitas individu terhadap zat kimia yang dikeluarkan oleh semut.

Mengobati gigitan semut

Gigitan semut biasanya tidak memerlukan perawatan khusus dan akan sembuh dengan sendirinya, tetapi ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meredakan gejalanya jika menimbulkan rasa tidak nyaman. Sebagian besar perawatan dapat dilakukan di rumah tanpa perlu berkonsultasi dengan dokter, kecuali jika reaksi yang terjadi sangat parah.

Langkah pertama setelah gigitan atau sengatan semut adalah segera membersihkan area yang tergigit dengan sabun antibakteri dan air untuk menghindari infeksi. Reaksi umum terhadap gigitan atau sengatan semut api adalah munculnya benjolan merah yang bisa mengecil pada hari berikutnya. Namun, benjolan tersebut mungkin berubah menjadi bintik atau pustula yang gatal, terbakar, dan nyeri.

Dikutip dari Health.com, tergantung pada jenis semut yang menggigit atau menyengat, Anda mungkin akan mengalami lepuh. Meskipun tergoda untuk memecahkannya, sangat disarankan untuk tidak melakukannya. Memecahkan lepuh bisa menyebabkan infeksi, yang terjadi ketika bakteri atau kuman masuk ke tubuh melalui luka terbuka, memperburuk kondisi Anda.

Penting juga untuk tidak menggaruk pustula, karena dapat menyebabkan infeksi sekunder jika pecah. Jika hanya muncul bentol merah, perawatan bisa meliputi penggunaan krim hidrokortison, antihistamin oral, atau kompres dingin untuk mengurangi gatal dan peradangan.

Jika pustula pecah, bersihkan dengan sabun dan air, lalu oleskan krim antibiotik untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Jika Anda tahu bahwa Anda memiliki alergi terhadap gigitan semut, segera konsumsi antihistamin dan gunakan suntikan epinefrin jika reaksi alergi parah terjadi, serta cari pertolongan medis darurat.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus