Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ikan buntal termasuk dalam deretan ikan paling berbahaya di dunia. Ada lebih dari 120 spesies ikan buntal dengan ukuran berkisar 3-60 sentimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikan buntal dapat ditemukan di sebagian besar perairan tropis dan subtropis. Saat merasa terancam, mereka akan mengembang dan memamerkan duri-duri di badannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengapa Ikan Buntal Berbahaya?
Ikan buntal mengandung tetrodotoxin, racun kuat yang terletak di hati, indung telur, dan usus mereka. Mengutip Food and Drug Administration (FDA), tetrodotoxin adalah racun non-protein yang cepat diserap oleh saluran pencernaan. Mereka dapat bereaksi mulai dari 15-20 menit setelah dimakan.
Tetrodotoxin dikenal juga sebagai saxitoxin, racun sistem saraf pusat yang lebih mematikan daripada sianida. Racun ini menghambat saluran natrium, terutama pada otot rangka.
Akibatnya, terjadi penghambatan pembentukan potensial listrik dan konduksi impuls. Ini menyebabkan konsekuensi utama berupa kelumpuhan otot dan gagal napas.
Gejala Keracunan Ikan Buntal
Merujuk WebMD, gejala keracunan ikan buntal biasanya muncul 10-45 menit setelah memakannya.
Gejala diawali dengan mati rasa dan kesemutan di sekitar mulut. Kemudian mengeluarkan air liur, mual, dan muntah. Gejala dapat berkembang menjadi kelumpuhan, kehilangan kesadaran, kegagalan pernapasan, dan kematian.
Mengutip Emedicine Health, mereka yang menunjukkan gejala awal keracunan ikan buntal harus diinduksi untuk muntah. Kemudian mereka harus mendapat bantuan pernapasan agar tidak terjadi gagal napas. Selain itu, disarankan untuk segera memanggil layanan gawat darurat.
DELFI ANA HARAHAP
Pilihan Editor: Tewaskan Empat Remaja, Ini Kandungan Racun Ikan Buntal