Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

Racun yang terdapat dalam ikan buntal bernama racun tetrodotoxin, yang dinilai ribuan kali lebih berbahaya dibandingkan sianida.

8 Maret 2024 | 11.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ibu dan dua anaknya tewas usai menyantap ikan buntal. Warga Negeri Haria, Saparua, Maluku Tengah tersebut tewas diduga keracunan usai makan telur ikan buntal. Peristiwa kematian Lenny Latuperissa, 28 tahun, Keisya Berhitu (5) dan Chrismen Berhitu (2).terjadi pada Selasa, 5 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ikan buntal atau buntek alias fugu ini sangat beracun," kata Kepala Kepolisian Sektor Saparua Ajun Komisaris Yopy Walalayo, dikutip Antara, Rabu, 6 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut keterangan saksi Steven Berhitu yang merupakan suami dan ayah korban kepada polisi, sekira pukul 08.30 WIT saksi bersama istri dan anak-anaknya saat itu sedang berada di rumah. Pada saat itu saksi menggoreng ikan untuk dimakan korban sebelum ke sungai. Namun, karena terburu-buru korban justru mengonsumsi ikan buntal khususnya pada bagian telurnya yang telah digoreng sejak semalam. 

Ikan buntal merupakan salah satu hewan air yang beracun. Ikan ini mengandung tetrodotoxin, racun kuat yang ditemukan di hati, ovarium, dan usus hewan ini. Menurut situs  National Graphic, tetrodotoxin adalah racun non-protein dan mudah diserap ke dalam saluran pencernaan. Racun tidak bisa hilang setelah dimasak atau dibekukan. Oleh karenanya, ikan perlu dibersihkan dengan cara khusus agar racun pada area-area ini tidak mengontaminasi bagian ikan yang lain.

Dikutip dari National Library of Medicine, tetrodotoxin adalah racun saraf kuat yang ditemukan di ovarium dan hati ikan buntal. Racun mematikan ini stabil terhadap panas dan tidak rusak saat dimasak, oleh karena itu tindakan pencegahan harus dilakukan saat memakan ikan buntal. Setelah mengonsumsi ikan buntal dengan keluhan mati rasa pada bagian perioral dan tangan, gangguan gaya berjalan, dan kelemahan tubuh secara umum.

Jika predator berhasil menangkap ikan buntal sebelum sempat menggembung, ia akan mendapat kejutan yang tidak menyenangkan. Hampir semua spesies ikan buntal mengandung tetrodotoxin yang merupakan zat busuk dan mematikan. Seperti yang dikutip dari Two Fish Divers, tetrodotoxin yang terkandung dalam satu ikan buntal cukup untuk membunuh 30 manusia dewasa dan belum diketahui obat penawarnya.

Gejala keracunan makanan ikan buntal dimulai dalam waktu 20 menit hingga 2 jam setelah menyantapnya. Biasanya ditandai dengan gejala awal seperti sebagai berikut: 

1. Sensasi kesemutan di bibir dan mulut

2. Pusing

3. Kesemutan pada anggota gerak

4. Gangguan bicara

5. Gangguan keseimbangan

6. Kelemahan dan kelumpuhan otot

7. Muntah

8. Diare


Keracunan ikan buntal tak boleh disepelekan. Semakin cepat orang yang keracunan mendapatkan pertolongan medis, risiko bahayanya bisa diminimalkan.

Saat muncul gejala keracunan ikan buntal, jangan tunda untuk segera mencari pertolongan medis terdekat. Cara menghilangkan racun ikan buntal perlu diinduksi, terutama jika pasien dalam kondisi terjaga dan baru makan ikan dalam waktu tiga jam.

Meskipun berbahaya, Ikan buntal (tetraodontiformes) memiliki nilai gizi tinggi dan sangat disukai di Jepang. Di sana, sajian ikan buntal bisa dihargai 10.500 yen atau sekitar Rp1,1 juta. Karena hanya disiapkan oleh juru masak terlatih dan berlisensi yang tahu bagian berbahaya ikan buntal. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus