Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAULA Kamila sempat tidak percaya diri. Rasa minder membuat kehidupan sosial perempuan berusia 23 tahun itu kurang berkembang. Perasaan itu pun membawa Naula pada perenungan dan ide untuk memecahkan masalah tersebut. ”Ternyata sebagian dari kita sulit mengakses jasa beauty atau salon,” kata dia kepada Tempo, Selasa lalu.?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ternyata Naula tak sendiri. Dua rekannya, Syifa Alsakina dan Galih Taufiqurrahman, punya pemikiran yang sama. Bertiga, mereka lantas menciptakan sebuah aplikasi yang memungkinkan setiap orang bisa mengakses layanan jasa kecantikan. Pada Maret tahun lalu, Naula, Syifa, dan Galih mendirikan PT Mecapan Kreasi Indonesia, perusahaan yang menciptakan dan mengoperasikan aplikasi digital Mecapan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lewat aplikasi ini, konsumen bisa mengakses salon, jenis layanan, dan tarif yang mereka rasa cocok. Menurut Naula, bukan cuma konsumen, para pemilik salon pun ternyata punya masalah. “Penyedia jasa kecantikan juga kesulitan mendapatkan customer dan cara promosinya. Kami melihat ada inefisiensi dari sisi market,” ujar dia. Walhasil, Mecapan mempertemukan kepentingan konsumen dan penyedia jasa.?
Sebelum merancang aplikasi ini, Naula dan dua rekannya gencar melakukan riset dan menyambangi para penyedia jasa kecantikan satu per satu untuk menanyakan kebutuhan mereka. Ketiganya juga aktif mencari sumber pendanaan untuk membangun perusahaan rintisan ini. “Pertama kali launching, kami mengumpulkan 450 penyedia jasa kecantikan di Jabodetabek,” kata Naula.?
Syifa, yang menjabat Chief Marketing Officer Mecapan, meyakini industri jasa kecantikan sangat prospektif. Selain menawarkan digitalisasi, kata dia, Mecapan akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para pengelola salon agar memiliki nilai jual tinggi.
Menurut Syifa, Mecapan menggabungkan penyedia jasa kecantikan home service dan beauty parlor dalam satu aplikasi. Pengguna dapat memanfaatkan berbagai fitur utama di Mecapan, yakni discovery, online booking, dan scheduling. Fitur tersebut memungkinkan pengguna melakukan permintaan pemesanan (request booking) terhadap layanan jasa kecantikan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggarannya.
Mecapan menyaring salon berdasarkan lokasi, harga, rating, dan review konsumen hingga nilai diskon. Ada beberapa kategori layanan yang ditawarkan, yakni facial (muka), hair (rambut), dan body (badan). “Sampai Maret lalu sudah ada 1.500 penyedia jasa yang bekerja sama dengan Mecapan,” ujar Syifa.?
Tak hanya jadi penyalur jasa kecantikan, Syifa mengatakan, Mecapan juga membantu pengelola salon meningkatkan kemampuannya. Misalnya, melalui kelas make-up artist dengan menyediakan pengajar profesional, fotografi, dan public speaking. “Bahkan, kami juga sudah bekerja sama dengan salah satu akademi untuk melatih digital marketing, etika bisnis, dan pelayanan terhadap konsumen,” tutur Syifa.?
Co-Founder & Chief Operating Officer Mecapan, Galih Taufiqurrahman, mengatakan ada beberapa pengusaha perempuan yang mendukung usaha mereka, seperti Shinta Widjaja Kamdani, Noni S.A. Purnomo, Anne Patricia Susanto, Genny Yeow, Amelia Handoko, dan Perlin Chan. Dia menargetkan Mecapan bisa menjangkau kawasan luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada tahun ini. Salah satu wilayah baru yang dijajal adalah Bandung.
Meski sampai saat ini belum mendapatkan profit, Galih menargetkan hal itu bisa terwujud dalam waktu dekat. Menurut dia, saat ini Mecapan masih berfokus pada edukasi konsumen dan memperkuat jaringan dengan penyedia jasa kecantikan. Galih mengatakan model bisnis yang dijalankan Mecapan berbeda dengan marketplace. “Semua penyedia jasa bebas menggunakan nama atau brand sendiri. Harga tidak ditentukan oleh Mecapan, sehingga siapa pun bisa bergabung dan berkompetisi dengan sehat,” kata Galih. LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo