Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Metode Basah-Kering

Metode pembatasan kelahiran menurut hasil penelitian dr. john billing dan istrinya, evelyn billings dari melbourne yang didasarkan atas kehadiran sejenis lendir bersamaan saat ovulasi. (ilm)

20 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WANITA perlu mengenali tanda saat kesuburannya tiba. Dengan pertimbangan itu John Billings dari Melbourne, Australia, memulai penelitiannya pada tahun 1953. Ia sangat terkesan ketika mempelajari literatur kedokteran - karena ia bukan seorang ahli ginekologi - dan menemukan bahwa para dokter sejak tahun 1855 mengetahui kehadiran sejenis lendir bersamaan dengan saat ovulasi (keluarnya telur dari indung telur). Tapi tak satu pun dokter itu pernah meneliti kesadaran para wanita akan hal itu. "Ketika John menanyakan pendapat sejumlah wanita tentang lendir itu, mereka jawab: 'Oh, itu'," cerita istrinya, Evelyn Billings, dalam suratkabar Australia The Age. Mereka sadar akan kehadiran lendir itu tapi tak mengerti maknanya. Apa maknanya? John Billings yakin bahwa inilah yang ia cari. Mungkinkah lendir itu bisa dijadikan petunjuk bahwa masa subur tiba? Jika betul, pada saat itu pasangan suami istri bisa meniadakan persetubuhan untuk menghindari kehamilan. Sebaliknya, jika kehamilan memang dikehendaki, itulah saatnya melakukan sanggama. Dan unsur keraguan yang terkandung dalam methode berkala dapat ditiadakan. Daur Haid Dalam tahun 50-an itu, satu-satunya metode KB alamiah yang dikenal adalah metode berkala. Metode itu berdasarkan penemuan bahwa ovulasi terjadi hanya pada satu hari, yaitu 10 sampai 16 hari sebelum pendarahan haid dimulai. Memang metode itu melalui perhitungan bisa merupakan pegangan bagi wanita yang daur haidnya teratur. Namun metode itu sukar diandalkan, terutama bila daur haid seorang wanita ternyata panjang dan tidak teratur. Juga metode itu sangat membatasi kesempatan pergaulan cinta antara suami istri. Seharusnya wanita itu mampu mengetahui dengan tepat saat tiba masa kesuburannya. Inilah yang mendorong John Billings melanjutkan penelitiannya. Penelitiannya juga dilanjutkan oleh istrinya. Selama bertahun-tahun Evelyn Billings bekerjasama dengan ratusan wanita dan segera dapat dikenali suatu pola baku sehubungan dengan munculnya lendir yang dihasilkan sel-sel di leher rahim. Semakin nyata bahwa rasa yang ditimbulkan kehadiran lendir itu dapat memberikan petunjuk pada setiap wanita bahwa masa suburnya tiba. Bahkan yang butapun dapat mengenali rasa itu. Kini penemuan pasangan Billings menjawab berbagai problem kesehatan dan moral yang ditimbulkan metode pembatasan kelahiran mekanis, kimiawi atau alamiah. Metode alamiah Billings itu tidak menimbulkan efek sampingan yang berbahaya--proses alamiah tubuh tidak terganggu dan pola edar hormon !ang normal tidak tercegah. Satu-satunya yang diperluk,n untuk mengetahui saat kesuburan tiba adalah pengenalan terhadap pola lendir. Dalam surat kabar Australia The Sun, Evelyn Billings menulis: "Terkadang seorang wanita menduga haidnya mulai lagi. Terasa ada sesuatu yang basah dengan lendir di luar liang sanggama. Tapi lendir itu -- yang tampak putih atau bening--justru suatu tanda bahwa tubuh sehat dan subur. Ia dihasilkan oleh sel-sel di leher rahim, rata-rata selama enam hari sebelum ovulasi." Lendir ini tampaknya sangat penting. Selain memberikan perlindungan dan merupakan zat makanan bagi sperma (mani), lendir itu juga memungkinkan sperma bergerak sepanjang liang sanggama, melalui leher rahim dan rahim, masuk ke saluran telur. Bahkanbila terdapat di luar hdng sanggama, lendir itu memungkinkan sperma mencapai telur. Jadi kehamilan bisa terjadi sekalipun batang akar tidak memasuki liang sanggama, sekedar karena sentuhan alat kelamin di luar. Karena itu, menurut Dr. Billings, penting sekali untuk menghindari persetubuhan dan sentuhan alat kelamin selama terdapat lendir itu. Setelah hari ovulasi terjadi, biasanya tiga hari kemudian, bentuk lendir itu berubah. Penampilannya buram dan terasa lekat. Wanita merilsa dirinya "kering". Periode ini berlangsung sampai datangnya haid dan merupakan periode tidak subur. "Wanita harus bisa mengenali dan mengartikan secara tepat petunjuk yang diherikan tubuh mereka sendiri," ujar Evelyn Billings. Agama Katolik Selama 10 tahun terakhir, pasangan Billings mengelilingi dunia, mengajarkan metode mereka. Tapi di beberapa tempatl misi ini seperti membawa air ke laut. "Ternyata metode itu sudah umum dipergunakan oleh beberapa suku di Kenya," cerita Dr. Billings. "Nenek yang mengajar gadis remaja." Metode ini ternyata juga sudah diterapkan oleh kaum Aborigin, orang asli Australia dari sukubangsa Niranji. Tahun 1977, pasangan Billings mendirikan World Organi2ation of the Ovulation Method (Organisasi Sedunia Metode Ovulasi) di Los Angeles, AS, untuk menyebarluaskan metode itu. Tidak semua ahli seantusias pasangan Billings itu. Berkata seorang ahli WHO (Organisasi Kesehatan Dunia): "Metode itu memang mudah dipelajari tapi tidak setiap wanita mampu mengikuti petunjuknya. " Suatu studi oleh Rumah Sakit St. Vincent, Sydney, menemukan bahwa hanya 25% dari wanita secara memuaskan dapat mengenali dan mengartikan gejala lendir itu. Sebanyak 50% dapat mengenalinya hanya dalam beberapa daur haid. Ketidakmampuan wanita mengenalinya antara lain karena keaneka-ragaman gejala lendir itu. Juga karena tingkat kemampuan wanita berbeda untuk mengartikan gejala tubuhnya dalam rangkaian perbedaan lingkungan sosial, emosional dan perilaku. Katherine Betts, ahli antropologi dan sosiologi di Universitas Monash, Australia, akhirnya ikut meragukan dasar ilmiah metode Billings. Ilmiah atau tidak, metode Billings di Indonesia sangat dianjurkan oleh MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia) se-bagai alternatif metode pembatasan kelahiran yang dapat diterima agama Katolik. Sejak lebih setahun ia diajarkan kepada kaum ibu yang melahirkan di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus