Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta kembali melakukan modifikasi cuaca pada Senin, 17 Maret 2025. Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD Jakarta Michael Sitanggang mengatakan operasi dilakukan dengan menebar 2,4 ton NaCl atau garam di sekitar Banten dalam tiga kali penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami menjalankan tiga sortie menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Michael mengatakan penerbangan pertama difokuskan di wilayah barat daya Banten dan Selat Sunda, sementara penerbangan kedua dilakukan di area barat laut Merak di Banten, Selat Sunda, serta Laut Jawa bagian utara.
Adapun penerbangan ketiga dilakukan di sekitar pesisir Serang, Selat Sunda, dan Laut Jawa bagian utara. Michael mengatakan durasi penerbangan pada hari ketujuh tercatat selama 6 jam 15 menit.
Michael mengatakan operasi modifikasi cuaca sejak tanggal 11 Maret 2025 hingga hari ini telah menggelar 18 penerbangan dan menaburkan sebanyak 14,4 ton. Modifikasi cuaca akan terus dilakukan hingga 20 Maret 2025 untuk mengantisipasi hujan ekstrem di Jakarta dan sekitarnya.
“Melihat dari potensi esok hari yang masih terprediksi cukup tinggi, kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dengan potensi hujan yang dapat meningkat pada esok hari,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo mengatakan terdapat peningkatan awan hujan di Jawa bagian barat pada tanggal 17-18 Maret 2025. Menurut Indeks Cold Surge, tercatat ada peningkatan poin +6.1.
Namun, kata Budi, nilai CENS (Cross Equatorial Notrhly Surges) memperlihatkan signifikansi pada hari ini dan esok hari terbentuknya awan hujan. “Berpotensi memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian barat, termasuk Jakarta,” tuturnya.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, potensi hujan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi di Jakarta pada siang hingga dini hari. Strategi modifikasi cuaca di wilayah barat hingga barat daya Pulau Jawa pun dilakukan untuk meminimalisir pembentukan awan hujan.
Sebagaimana diketahui, operasi ini dilakukan bersama BPBD Jakarta, BMKG, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia. Ini merupakan operasi tahap ketiga untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.