Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Peneliti BRIN Ungkap Potensi Penggunaan Robotika di Fasilitas Nuklir

Untuk beberapa fasilitas nuklir dengan tingkat radiasi yang tinggi, penggunaan robot bisa menjadi solusi menghindari paparan radiasi.

25 Februari 2024 | 14.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peneliti memantau layar monitor di ruang kontrol utama reaktor nuklir Triga 2.000 di Badan Riset Inovasi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Kamis 3 Juli 2023. Reaktor nuklir Triga 2.000 yang dibangun pada tahun 1962 serta dioperasikan pada tahun 1965 tersebut merupakan reaktor nuklir tertua di Indonesia dengan kapasitas daya reaktor sebesar 2.000 kilo watt thermal yang digunakan untuk penelitian, pengembangan terkait lingkungan, material, mekanik dan sebagainya. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Keselamatan, Metrologi, dan Mutu Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Susilo Widodo, mengungkap potensi penggunaan robot untuk menggantikan manusia sebagai operator fasilitas nuklir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesuai prinsip keselamatan radiasi, seorang pekerja radiasi harus memegang tiga prinsip utama, di antaranya perlindungan dengan menggunakan penahan atau shielding, menjaga jarak dengan sumber radiasi, serta bekerja dengan waktu sependek mungkin. Namun, untuk beberapa fasilitas nuklir dengan tingkat radiasi yang tinggi, penggunaan robot bisa menjadi solusi menghindari paparan radiasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita dapat mempelajari kemungkinan pembersihan/decomissioning fasilitas nuklir yang memiliki aktivitas radiasi yang tinggi menggunakan robot. Dengan menggunakan robot ini mampu mengukur paparan dan membersihkan radiasi pada fasilitas nuklir di BRIN,” kata Susilo melalui keterangan tertulis, Ahad, 25 Februari 2024.

Susilo juga mengatakan bahwa pengembangan penggunaan robot ini ke depannya diharapkan dapat berupa robot yang dapat menyelam yang berguna dalam penanganan reaktor kolam.

“Dengan menggunakan robot dalam reaktor tipe kolam, sehingga tidak perlu mengeringkan kolam dan operator radiasi masuk ke dalam kolam. Robot dapat dengan mudah membantu mengambil sesuatu yang terjatuh dalam kolam atau perbaikan komponen reaktor kolam yang memiliki aktivitas radiasi yang tinggi, sesuai prinsip keselamatan radiasi,” kata Susilo. 

Peneliti lainnya, Riyanto dari Pusat Riset Elektronika BRIN, menyampaikan bahwa ada tiga bagian besar dari robot, yaitu elektronika yang berfungsi untuk sensor, informatika yang berfungsi sebagai pengontrol dan mekanika yang berfungsi sebagai aktuator robot. 

Perekayasa Ahli Muda ini menjelaskan bahwa dalam mengoperasikan robot, ada lima bagian utama yang harus dipelajari. “Bagian tersebut meliputi gerakan, persepsi yang berpotensi dapat melihat tingkat paparan radiasi dengan menggunakan kamera gamma yang dipasang pada robot, interaksi robot dan manusia, aksi rasional serta navigasi untuk memahami lokasi fasilitas radiasi dengan paparan radiasi,” kata Riyanto. 

Penggunaan robot di fasilitas nuklir sendiri sudah digunakan sejak tahun 1979 pada kejadian Three Mile Island untuk membersihkan fasilitas radiasi. Hingga pada tahun 2023 terdapat kompetisi robot untuk membersihkan radiasi fasilitas serta limbah nuklir.

Dengan adanya fasilitas nuklir di BRIN KST BJ Habibie Serpong yang sudah terpakai, di mana paparan radiasinya sangat tinggi, operator fasilitas nuklir yang bekerja di fasilitas ini harus menggunakan baju pelindung dan waktu sesingkat mungkin untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Penggunaan robot diharapkan dapat memetakan paparan radiasi dan mampu membersihkan limbah radiasi.

Riyanto merencanakan desain robot yang dibutuhkan untuk pembersihan radiasi fasilitas nuklir ini. “Robot diharapkan mampu bertahan dalam batas radiasi lingkungan dan dalam waktu tertentu, dapat berjalan atau bermanuver di medan tertentu, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi data tertentu, menggunakan monitor sebagai penampil, memiliki sistem yang dapat dijalankan secara tele-operatif, sistem otonom serta memiliki kemampuan sistem untuk mengisi daya sendiri, kemampuan sistem dapat dipertahankan dan diperbaiki dengan robot lain dan mudah diprogram untuk perencanaan jalur atau perencanaan gerak,” kata Riyanto. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus