Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

Secara morfologi dan topografi, banjir besar di Mahakam Ulu tak mungkin terjadi untuk kondisi normal.

21 Mei 2024 | 12.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi banjir besar di Mahakam Ulu dengan lima kecamatan dan 37 desa yang terdampak. ANTARA/HO-Basarnas Kaltim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir hingga setinggi lima meter  yang sempat berhari-hari merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, telah surut. Banjir parah di wilayah hulu Sungai Mahakam pekan lalu ini mengejutkan banyak kalangan, tak terkecuali Stevanus Nalendra Jati, peneliti dinamika Sungai Mahakam dari Universitas Sriwijaya yang kini sedang menjalani studi doktoral di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan catatan yang dimilikinya, Nalendra mengatakan bahwa Mahakam Ulu, atau kerap disebut sebagai Mahulu, secara historis tak akrab dengan peristiwa banjir. Pertama, Mahakam Ulu adalah daerah topografi pegunungan. Tepatnya, topografi Tinggian Kuching yang berbatasan dengan wilayah Sarawak, Malaysia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua, Mahakam Ulu justru selama ini yang menjadi daerah tangkapan air untuk Sungai Mahakam. "Ini ibarat Bogor-Puncak yang banjir besar, bukannya Jakarta, agak kontradiktif dan lucu," kata Nalendra saat dihubungi, Minggu 19 Mei 2024.

Aliran Sungai Mahakam di wilayah Mahakam Ulu juga disebutnya relatif lurus dan tegas, yang kecil kemungkinan untuk daerah sekitarnya terdampak banjir karena luapan sungai itu. Berbeda kalau alirannya berkelok-kelok, seperti di bagian hilir, termasuk saat Sungai Mahakam melintasi Kota Samarinda.

"Dinding sungainya atau bantarannya di hulu juga relatif lebih tinggi sehingga normally kejadian banjir kecil kemungkinannya," kata Nalendra menambahkan catatan ketiganya.

Sungai Mahakam di Mahakam Ulu. wikipedia.org

Tapi, nyatanya, banjir besar itu terjadi Mahakam Ulu Senin 13 Mei 2024, dan bertahan beberapa hari. Banjir bahkan bermula dan sudah parah dari Kecamatan Long Apari, wilayah paling hulu di Mahakam Ulu. 

Faktor lain yang masuk perhitungan Nalendra sebagai penyebab banjir besar Mahakam Ulu, yakni klimatologis. Sayangnya, peneliti berdarah Kalimantan yang memiliki studi area di Mahakam sejak jenjang sarjana itu mengakui tak memiliki data curah hujan yang terjadi sebelum bencana terjadi.

Dia menduga curah hujan tergolong ekstrem berkombinasi dengan tutupan permukaan yang telah berubah hingga Mahakam Ulu bisa mencatatkan sejarah banjir besar pada tahun ini. Dia menyebut adanya praktik tambang emas dan pembukaan hutan sejak lama di Mahakam Ulu.

Kondisi banjir besar di Mahakam Ulu. Foto : X
  
Belum lagi Mahakam Ulu yang sekitar satu dekade terakhir menjadi sebuah kabupaten baru, pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat. Menjadi kabupaten baru dipastikan memicu pembangunan yang lebih intensif di Mahakam Ulu. 

"Bisa jadi ada pembangunan-pembangunan untuk pengembangan wilayah," kata Nalendra. Tapi, sama seperti curah hujan, dia menambahkan, "Data dan pengaruhnya seperti apa masih harus dipastikan."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus