Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Peneliti Meteorologi di Spanyol Teliti Bongkahan Hujan Es Pakai CT Scan

Badai di Spanyol pada 2022 lalu menghasilkan hujan es destruktif yang bongkahannya hingga dua kali ukuran bola tenis.

17 Desember 2024 | 15.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dokter gigi telah berkontribusi dalam penelitian cuaca ekstrem di Spanyol. Dia mengarahkan penelitian sampel bongkahan hujan es yang destruktif menggunakan alat CT Scan yang ada di ruang kerjanya.
  
Metode itu telah menghasilkan gambar 3D resolusi tinggi pertama dari struktur bagian dalam dari bongkahan besar hujan es. "Hasil pertama ini impresif," kata Carme Farnell Barque dari Layanan Meteorologis Catalonia di Spanyol, seperti dikutip dari New Scientist.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengungkap dapat melihat bagian dalam dari bongkahan es itu tanpa memecahnya. "Kami dapat melihat lapisan-lapisannya yang berbeda, dengan kerapatannya yang juga berbeda-beda."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampel bongkah hujan es itu berasal dari kejadian badai yang melanda Spanyol sebelah timur laut pada 2022. Cuaca ekstrem saat itu menewaskan seorang anak, melukai puluhan orang, dan menyebabkan kerusakan senilai jutaan dolar Amerika. 

Bongkahan es terbesar yang dilaporkan jatuh dari langit kala itu memiliki diameter 12 sentimeter, atau sekitar dua kali ukuran bola tenis. Tapi, yang ditemukan dan dikumpulkan Farnell Barque dan timnya sebanyak 14 bongkah dan terbesar memiliki diameter 8,5 sentimeter.

Mereka mengumpulkannya setelah bertanya-tanya beberapa hari selepas badai itu, apakah ada yang masih menyimpan bukti hujan es yang terjadi. Sebagian orang ternyata ada yang menyimpannya dalam kantong plastik dan memasukkannya ke freezer.   

Hujan es terbentuk ketika lapisan-lapisan awan atau titik-titik air yang superdingin terakumulasi pada sebuah partikel kondensasi dalam sebuah badai. Seperti dituturkan dalam hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Environmental Science pada 6 Desember 2024, bentuk dan kerapatan dari lapisan-lapisan es di dalam bongkahan hujan es dapat mengungkap detail tentang proses pertumbuhannya.

Tapi, normalnya, para peneliti hanya dapat mempelajari sedikit bagan melintang dari sebuah bongkah es dengan cara membelahnya dengan pisau panas. Dalam penelitiannya, Carme Farnell menerima saran dari rekannya yang seorang dokter gigi menggunakan metode CT Scan untuk mengungkap struktur internal yang utuh dari bongkah es itu. 

Jadilah tim membawa sampel tiga bongkah hujan es ke ruang kerja sang dokter gigi. Mereka kemudian membangkitkan ratusan bagan melintang yang menunjukkan variasi kerapatan di dalam setiap bongkah. Beberapa detail memberi hasil mengejutkan, seperti, meski bongkah berbentuk bola, intinya terletak jauh dari titik pusatnya.

Farnell Barque menduga bagian tertebal dari batu es itu terbentuk dalam perjalanannya jatuh ke permukaan bumi. Menurutnya, itu lebih dominan daripada ketika titik es bersirkulasi di antara lapisan ketinggian yang berbeda lewat updraf di dalam sistem badai.

Julian Brimelow dari Northern Hail Project di Kanada mengatakan kalau beberapa bongkah dari hujan es lainnya pernah diperiksa dengan cara yang sama, namun ukurannya jauh lebih kecil. "Ini penting karena kami belum pasti bagaimana dan di mana di dalam sebuah badai titik es tumbuh sampai bisa sebesar itu."

Pemahaman yang lebih baik bisa memperbaiki prediksi ukuran batu es dalam badai-badai masa depan. Ini yang juga disampaikan Tomeu Rigo dari Layanan Meteorologis Catalonia. 

"Kita dapat menghubungkan setiap lapisan dari bagian yang tumbuh dengan data radar tentang evolusi badai," katanya sambil menambahkan, "Lalu ini memungkinkan untuk menghubungkannya dengan badai baru dan memproyeksikan masa depan."

Adapun John Allen dari Central Michigan University, Amerika Serikat, menganggap perlu lebih banyak bongkah hujan es yang harus dipelajari. Dia merencanakan survei besar pengumpulan bongkah hujan es tahun depan. "Pertanyaannya adalah bagaimana metode ini bisa digunakan untuk sejumlah besar bongkah es?"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus