Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Perhitungkan J-20 Cina, Tentara AS Buat Replikanya untuk Latihan

Pesawat tempur baru Cina, Chengdu J-20 Mighty Dragon, bakal menjadi pesaing berat pemain lama F-22 dan F-35, atau Sukhoi Su-57.

6 September 2019 | 10.32 WIB

Repilka pesawat tempur siluman J-20 CIna di Pangkalan Militer As di Georgia. Foto: Theaviationist.com
Perbesar
Repilka pesawat tempur siluman J-20 CIna di Pangkalan Militer As di Georgia. Foto: Theaviationist.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengamat menyatakan bahwa pesawat tempur baru Cina, Chengdu J-20 Mighty Dragon, bakal menjadi pesaing berat pemain lama F-22 dan F-35  dari AS atau Sukhoi Su-57. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"J-20 juga akan mengubah sejarah angkatan udara di kawasan Asia-Pasifik. Di masa lalu, hanya AS dan sekutunya seperti Jepang yang mampu mempersenjatai jet tempur siluman. Tapi sekarang, monopoli mereka di wilayah ini telah dipatahkan oleh J-20," tulis Song Zongping, seorang pakar militer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cina telah lama menggambarkan J-20 sebagai pesaing bagi jet generasi kelima Amerika, F-22 dan F-35. Namun sebuah laporan baru meragukan klaim tersebut. Secara khusus, South China Morning Post (SCMP) yang berbasis di Hong Kong melaporkan bahwa "Cina meluncurkan jet tempur siluman canggih pertamanya lebih cepat dari jadwal tahun lalu, menggunakan mesin sementara, dalam menghadapi meningkatnya tantangan keamanan di wilayah tersebut."

Menurut SCMP, kondisi ini membuat kemampuan J-20 akan sangat terbatas, termasuk dalam hal manuver dan efisiensi bahan bakar serta kemampuan silumannya pada kecepatan supersonik, demikian ditulis laman Nationalinterest.org, Mei 2019.

Namun bagi Amerika Serikat, kehadiran J-20 tetap jadi perhatian besar. Laman SCMP, Desember 2018, menulis Angkatan Udara AS membuat replika skala penuh dari jet tempur Cina untuk digunakan dalam pelatihan pasukan mereka.

Pesawat tempur RAF F-35B Lightning melintas diatas selat Inggris saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh

Menurut sumber-sumber resmi militer AS, ada kekhawatiran Washington terhadap kekuatan tempur Asia yang semakin meningkat.

Mock-up dari Chengdu J-20 Mighty Dragon terlihat di fasilitas militer di Bandara Savannah-Hilton Head di Georgia, yang merupakan markas besar US Air Dominance Center (ADC), demikian laman TheAviationist.com, 5 Desember 2018.

Kolonel Emmanuel Haldopoulos, komandan ADC, mengatakan mock-up adalah replika skala penuh dan berada di Air Dominance Center untuk waktu yang singkat. "Dari 4-6 Desember. Korps Marinir AS yang  mendanai dan mengarahkan tujuan pelatihan perangkat ini," katanya, menambahkan bahwa replika akan digunakan untuk pelatihan darat.

Pelatihan dan Pendidikan Komando Korps Marinir (TECOM) dikutip dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh surat kabar militer Marine Corps Times, mengatakan bahwa replika itu diminta oleh  Kantor Manajemen Sistem Ancaman Angkatan Darat  untuk beberapa pangkalan Korps Marinir. Replika ini dibuat oleh kontraktor di LaGrange.

J-20 adalah pesawat siluman generasi kelima Cina yang pertama kali diluncurkan pada 2011. Pesawat ini dianggap sebagai pesaing langsung bagi pesawat tempur siluman F-35 Amerika Serikat.

TECOM mengatakan replika J-20 digunakan dalam berbagai percobaan dan pelatihan militer di pangkalan Savannah.

Namun, prototipe belum dirancang untuk pelatihan penerbangan, seperti pertempuran udara, katanya.

Mesin tempur siluman J-20 tidak muncul dalam pameran udara Zhuhai setelah gagal dalam uji coba. Di masa lalu, pelatih militer sering menggunakan pesawat dari armada mereka sendiri yang memiliki kemampuan serupa dengan model musuh untuk mensimulasikan pertempuran.

 Chengdu J-20 (NATO menyebutnya Black Eagle). businessinsider.com

Di era Soviet, Sekolah Senjata Angkatan Laut AS menggunakan A-4 Skyhawk untuk mensimulasikan berbagai jet tempur Soviet, sementara F-5E sebagai pengganti untuk MiG-21. 

Angkatan Udara Cina, dan khususnya J-20, dinila sebagai ancaman besar, kata para ahli. Sebuah laporan berjudul "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat Cina 2018" membahas kemampuan dan keunggulan teknis J-20.

"J-20 mungkin telah memulai layanan aktif dalam jumlah kecil, mungkin dengan unit uji dan pelatihan. Jangkauan rudal udara-ke-udara sejauh 300 km, " tulis laporan itu, dan menambahkan bahwa peningkatan berkelanjutan Cina terhadap armada pembomnya akan memberikan kemampuan untuk membawa rudal jelajah jarak jauh

Sean King, mantan diplomat AS yang sekarang wakil presiden senior dari perusahaan strategi politik Park Strategies, mengatakan bukan lagi rahasia bahwa prioritas strategis Washington telah bergeser dari Moskow ke Beijing.

"Mock-up J-20 itu berbicara pada fakta bahwa daratan Cina adalah saingan strategis utama AS. Saya akan mengatakan Beijing sebagai saingan utama negara kita," katanya. "Konflik sama sekali tidak bisa dihindari, tetapi selalu lebih baik untuk dipersiapkan."

SCMP.COM | NATIONALINTEREST.ORG

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus