Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Pesawat N250 Ciptaan BJ Habibie Masuk Museum Mandala Dirgantara

Pesawat N250 yang merupakan karya BJ Habibie akan segera dipindahkan ke Museum Mandala Dirgantara di Yogyakarta.

13 September 2019 | 08.28 WIB

Pesawat N250 karya Presiden RI ketiga, BJ Habibie saat menjabat sebagai Menristek dan Dirut IPTN di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 11 September 2019. Pesawat N250 adalah karya monumentalnya yang menerapkan teknologi kendali otomatis fly by wire pertama di dunia. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Pesawat N250 karya Presiden RI ketiga, BJ Habibie saat menjabat sebagai Menristek dan Dirut IPTN di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 11 September 2019. Pesawat N250 adalah karya monumentalnya yang menerapkan teknologi kendali otomatis fly by wire pertama di dunia. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat N250 yang merupakan karya BJ Habibie akan segera dipindahkan ke Museum Mandala Dirgantara di Yogyakarta.

Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara Indonesia PTDI, Irlan Budiman mengatakan pemindahan tersebut akan segera dilakukan agar bisa menjadi edukasi bagi masyarakat. Selain itu masyarakat juga bisa mengenal almarhum BJ Habibie melalui karyanya.

"Ini (N250) nanti akan kita copot, setelah itu kita akan rakit lagi di sana, karena tidak mungkin diterbangkan," kata Irlan di Hangar PTDI, Kota Bandung, Kamis.

Dia menuturkan, pesawat sempat membuat negara lain segan melihat industri penerbangan milik Indonesia. N250 merupakan karya putra tanah air terbaik di kelasnya pada era itu dan mampu mengangkat pamor Indonesia di mata dunia.

"Saat itu N250 terbang untuk sertifikasi ke Prancis, sudah terbang sampai ke Eropa, ini membuat dunia melek bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang yang memang saat itu cukup canggih di kelasnya," kata Irlan.

Pesawat karya Habibie yang mampu menampung 50 penumpang itu memiliki teknologi 'Fly By Wire' dan merupakan pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.

Irlan menuturkan, saat itu sekitar 3.000 karyawan terlibat dalam proses pembuatan pesawat tersebut. Para insinyur pembuatnya pun saat itu telah menempuh pendidikan di Jerman.

"Kurang lebih 3.000 karyawan terlibat, yang punya pencetus idenya itu Pak Habibie, enginer nya juga sudah disekolahkan ke luar negeri," katanya.

Hingga kini pesawat N250 bersejarah itu masih disimpan di hangar PTDI yang juga satu kawasan dengan Bandara Husein Sastra Negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus